Bagikan:

DENPASAR - Moda angkutan umum di Bali seakan tenggelam karena masyarakat memilih kendaraan pribadi. Pemprov Bali berupaya menggairahkan moda angkutan umum dengan menghadirkan Trans Metro Dewata. 

Trans Metro Dewata akan diintegrasikan dengan trayek bus Sarbagita, bus AKDP serta angkutan kota di Denpasar dan GIanyar. Mulai beroperasinya Trans Metro Dewata diresmikan langsung Gubernur Bali Wayan Koster di Pasar Badung, Denpasar, Senin, 7 September. 

Koster mengatakan, perlu dilakukan sosialisasi masif Trans Metro Dewata. Tujuannya agar masyarakat berminat memanfaatkan moda transportasi baru ini. 

“Bali ini wilayahnya kecil, jarak antar daerah, antar kabupaten itu dekat. Jadi masyarakat lebih memilih memanfaatkan kendaraan bermotor. Jadi perlu disikapi, perlu disosialisasikan agar masyarakat mengetahui keberadaan moda transportasi ini sekaligus menarik minat mereka agar memanfaatkannya dalam transportasi sehari-hari,” kata Koster dikutip dari situs Pemprov Bali, Selasa, 8 September. 

Trans Metro Dewata menurut Koster menjadi alternatif moda transportasi bagi warga yang melakukan perjalanan. Tarif Trans Metro Dewata murah karena disubsidi pemerintah. 

“Kalau di daerah lain seperti di Jakarta orangnya yang ngejar bus, kalau di Bali busnya yang ngejar orang. Semoga keberadaan moda baru ini bisa membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat untuk memanfaatkan transportasi umum. Karena jauh lebih hemat apalagi gratis sampai bulan Desember,” terang Koster.

Trans Metro Dewata dioperasikan pada 4 trayek yakni Terminal Pesiapa Tabanan menuju Central Parkir Kuta, Bandara Ngurah Rai-GOR Ngurah Rai Denpasar, Pantai Matahari Terbit-Dalung Permai serta Ubud sampai Terminal Ubung. Total ada 105 unit Trans Metro Dewata.