Bagikan:

JAKARTA - Teknologi pemetaan satelit telah menemukan koloni penguin kaisar baru di Antartika, kata para ilmuwan.

Pengumuman koloni yang baru ditemukan untuk menandai Hari Kesadaran Penguin, membuat jumlah total situs penangkaran penguin kaisar yang diketahui di sepanjang garis pantai Antartika menjadi 66, kata Survei Antartika Inggris.

Situs di Verleger Point, Antartika Barat, memiliki sekitar 500 burung dan diidentifikasi dengan noda guano penguin yang berwarna coklat dan mudah terlihat di salju serta bebatuan.

Para ilmuwan mempelajari gambar dari misi satelit Copernicus Sentinel-2 Komisi Eropa yang dikonfirmasi, setelah dibandingkan dengan gambar beresolusi tinggi dari satelit Maxar WorldView3.

Setengah dari semua koloni yang diketahui telah ditemukan oleh citra satelit, kata para ilmuwan.

Peter Fretwell, penulis utama studi yang membuat penemuan itu mengatakan, meski "menarik", koloni itu kecil dan berada di wilayah yang sangat terpengaruh oleh hilangnya es laut baru-baru ini.

"Ini adalah penemuan yang menarik. Citra satelit baru dari garis pantai Antartika telah memungkinkan kami menemukan banyak koloni baru," terang Dr. Fretwell, yang mempelajari satwa liar dari luar angkasa, melansir The National News 20 Januari.

"Dan sementara ini adalah kabar baik, seperti banyak situs yang baru ditemukan, koloni ini kecil dan berada di wilayah yang sangat terpengaruh oleh hilangnya es laut baru-baru ini," tandasnya.

Penguin kaisar, yang terbesar dari 18 spesies penguin dengan tinggi mencapai sekitar 1,2 meter, ditemukan di daerah yang sangat sulit dipelajari karena terpencil, tidak dapat diakses dan sangat dingin, dengan suhu turun hingga minus 60°C, kata para ilmuwan.

BACA JUGA:


Diketahui, Penguin membutuhkan es laut untuk berkembang biak, tetapi levelnya akan menurun seiring perubahan iklim. Proyeksi terbaru menunjukkan, di bawah tren pemanasan saat ini, 80 persen koloni akan punah pada akhir abad ini.

Penelitian baru ini didanai oleh badan sains UKRI-NERC sebagai bagian dari proyek "Wildlife from Space", dengan kontribusi dari badan amal konservasi WWF.