MEDAN - Wali Kota (Walkot) Medan Bobby Nasution minta akselerasi dilakukan terhadap penanganan penderita stunting atau kekerdilan pada bayi usia di bawah lima tahun di Medan.
"Saya minta agar penanganan masalah stunting yang dilakukan tidak monoton," ucap Bobby di Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Jumat 20 Januari, disitat Antara.
Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Medan telah melakukan intervensi lewat banyaknya program, lanjut dia, namun persoalan stunting hingga kini masih ada di ibu kota Provinsi Sumut itu.
Bobby menyebut, tahun ini perangkat daerah terkait tidak memberikan makanan ultra olahan, seperti biskuit sesuai arahan Presiden Jokowi karena tidak berdampak mengatasi stunting.
Data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Medan di Oktober 2022 menyebutkan, jumlah penderita stunting mengalami penurunan 364 balita dari 550 balita di Februari 2022.
"Sebagai gantinya bisa memberikan bantuan ayam petelur bagi keluarga terkena stunting maupun keluarga rentan terkena stunting untuk dipelihara," tuturnya.
Telur ayam rasa tersebut bisa dikonsumsi dan dijual untuk menambah penghasilan, sebab salah satu penyebab stunting akibat faktor ekonomi, ungkap Bobby.
Bobby juga menginstruksikan kepada seluruh camat di Kota Medan untuk mengintervensi penanganan stunting di wilayahnya masing-masing.
BACA JUGA:
Diketahui, Walkot Bobby tahun lalu mewajibkan seluruh pejabat eselon II dan III serta 21 camat menjadi bapak asuh anak stunting di Kota Medan.
Program bapak asuh anak stunting setiap bulan wajib memberikan bantuan asupan nutrisi dan gizi berupa uang tunai sebesar Rp500 ribu selama enam bulan ke depan kepada anak penderita kekerdilan.
"Termasuk menggunakan dana kelurahan guna mengatasi masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga terganggu pertumbuhan anak itu," ucap Bobby.