Bagikan:

MEDAN - Presiden Joko Widodo menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Lapangan Merdeka, Kota Medan. Selain bicara dampak pandemi dan perang Ukraina, Jokowi juga meminta pemerintah daerah untuk memikirkan stunting. 

Jokowi meminta masyarakat untuk bersyukur dan selalu memperhatikan gizi anggota keluarga. Karena menurutnya, anak-anak adalah generasi masa depan yang akan jadi wajah negara. 

"Kalau anaknya stunting, kurang gizi bagaimana mau bersaing di tingkat internasional," kata Jokowi, Kamis, 7 Juli.

Jokowi mengungkapkan, berdasarkan data tahun 2021, angka stunting di Indonesia sudah mencapai 24,4 persen. Ia menargetkan, tahun 2024 angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen

"Saya ingin pada 2024 angka stunting nasional harus turun menjadi hanya 14 persen saja. Data 2021 stunting sudah di angka 24,4 persen. Pada 2014 saat saya masuk angka stunting 37 persen. Jadi penurunannya tinggi, dan pada 2024 harus bisa 14 persen," ujarnya. 

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menyampaikan berbagai persoalan, mulai dari perbaikan jalan hingga kasus stunting di Sumut.

"Dalam keluarga berencana, kami laporkan Sumut, saat ini 24 persen bapak presiden masih dinyatakan stunting. Jadi kalau lahir 100 bayi, 24 bayi masih mengidap stunting," ujar Edy. 

Ke depan kata Gubsu Edy, pihaknya bertekad menurunkan stunting di Sumut hingga menjadi 12 persen.

"Yang terbesar sampai 47 persen itu berada di Madina, Deli Serdang 12 persen, Kota Medan 19 persen. Kami berusaha dan kami memahami ini, bersama bupati dan wali kota sepakat untuk di 2022-2023 kami tekan. Insyaallah sampai 12 persen," papar dia. 

Sementara, Wali Kota Medan, Bobby Nasution sudah menyiapkan sejumlah program penanganan stunting. 

Pada tahun ini, Pemko Medan telah menyusun 15 program, 16 kegiatan dan 29 subkegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi yang dilaksanakan 10 OPD dan 30 kelurahan. 

Untuk melaksanakan itu, Bobby Nasution telah menggelontorkan dana sebesar Rp 198 miliar lebih. Termasuk dana kelurahan Rp 1,9 miliar lebih. 

Sedangkan, untuk 550 balita penderita stunting yang saat ini terdapat pada 20 kecamatan di Medan, telah pula ditetapkan anggaran penanganan sebesar Rp 14 miliar lebih.