Bagikan:

JAKARTA - Otoritas dan regu penyelamat Ukraina terus berusaha melakukan yang terbaik, untuk menyelamatkan dan mencari korban serangan rudal Rusia terhadap apartemen di Dnipro Hari Sabtu, kendati puluhan orang diperkirakan tewas.

Penasihat gubernur regional Natalia Babachenko mengatakan, 30 orang dipastikan tewas sejauh ini dan lebih dari 30 orang dirawat di rumah sakit, termasuk 12 orang dalam kondisi serius. Antara 30 hingga 40 orang masih bisa terperangkap di bawah puing-puing, katanya.

Sementara, petugas darurat mengatakan mereka telah mendengar orang-orang berteriak minta tolong dari bawah tumpukan puing-puing dari blok apartemen sembilan lantai di timur-tengah kota dan menggunakan saat-saat hening untuk membantu mengarahkan upaya mereka. Suhu beku menambah kekhawatiran penyelamat.

Sekelompok petugas pemadam kebakaran menemukan seorang wanita berpakaian tipis masih hidup lebih dari 18 jam setelah serangan itu. Mereka membawanya ke tempat yang aman. Puluhan warga, baik tua maupun muda, menyaksikan dengan ngeri dari jalanan.

Jenazah diambil oleh petugas pemadam kebakaran dan diangkat dari reruntuhan dengan tandu menggunakan derek.

"Peluang untuk menyelamatkan orang sekarang sangat kecil," kata Wali Kota Dnipro Borys Filatov kepada Reuters, seperti dilansir 16 Januari.

"Saya pikir jumlah yang mati akan mencapai puluhan," tandasnya getis.

Tim penyelamat bekerja keras sepanjang malam mencari korban selamat. Pada Minggu pagi, mereka terlihat meninju dan menendang gundukan beton yang hancur dan logam bengkok.

"Dua kamar di lantai dua praktis masih utuh tetapi terkubur," kata Oleh Kushniruk, wakil direktur cabang regional Layanan Darurat Negara Ukraina, di televisi.

Terpisah, Angkatan Udara Ukraina mengatakan blok apartemen itu dihantam oleh rudal Kh-22 Rusia, yang diketahui tidak akurat dan Ukraina tidak memiliki pertahanan udara untuk menembak jatuh. Rudal era Soviet dikembangkan selama Perang Dingin untuk menghancurkan kapal perang.

Sementara itu, salah satu juru bicara komando selatan Ukraina mengatakan Rusia hanya menembakkan setengah dari rudal jelajah yang dikerahkannya ke Laut Hitam selama serangan hari Sabtu.

"Ini menandakan mereka masih punya rencana tertentu. Kita harus mengerti bahwa mereka masih bisa digunakan," kata juru bicara Natalia Humeniuk.

Rusia menembakkan dua gelombang rudal ke Ukraina pada Hari Sabtu, menyerang sasaran di seluruh negara itu, saat pertempuran berkecamuk di medan perang di kota timur Soledar dan Bakhmut.

Dalam sebuah pernyataan pada Hari Minggu tentang serangan hari sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menyebut Dnipro sebagai target spesifik.

"Semua objek yang ditugaskan terkena. Target serangan telah tercapai," katanya.

Diketahui, Moskow, yang menginvasi Februari lalu, telah menggempur infrastruktur energi Ukraina dengan rudal dan drone sejak Oktober, menyebabkan pemadaman listrik dan gangguan pada pemanas sentral dan air mengalir.