Bagikan:

JAKARTA - Rusia tidak pernah dan tidak memiliki rudal jarak pendek dan menengah berbasis darat, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Hari Selasa.

"Saya ingin menekankan Rusia tidak pernah memiliki dan tidak akan pernah memiliki rudal jarak pendek dan menengah berbasis darat," ujarnya dalam pidato video di Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, Swiss seperti dikutip dari TASS 2 Maret.

"Mengatakan sebaliknya berarti membuat gambaran yang salah, untuk membenarkan mereka yang harus disalahkan atas kerusakan Perjanjian INF," sambungnya, merujuk pada perjanjian kontrol senjata, rudal balistik dan rudal jelajah berbasis darat dengan jangkauan 500-1.000 kilometer dan 1.000-5.500 kilometer antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia) yang ditandatangani 8 Desember 1987.

Menteri Lavrov mengingatkan, untuk memastikan prediktabilitas dan pengendalian di bidang rudal dengan tidak adanya Perjanjian INF, Rusia telah secara sepihak berjanji untuk tidak menjadi yang pertama untuk menyebarkan sistem yang termasuk dalam perjanjian, di wilayah-wilayah di mana sistem serupa buatan AS berada tidak dikerahkan.

"Kami menyerukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengikuti jejak kami," tambah Menlu Lavrov.

Diberitakan sebelumnya, empat orang tewas ketika rumah-rumah di kota Zhytomyr Ukraina dihantam oleh rudal jelajah Rusia yang tampaknya ditujukan ke pangkalan udara terdekat Hari Selasa, Anton Gerashchenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, mengatakan di saluran Telegramnya.

Dia mengatakan bangunan tempat tinggal tersebut terletak di dekat pangkalan Brigade Lintas Udara ke-95 di Zhytomyr, 120 km (75 mil) barat ibukota Kyiv, telah dibakar,

"Sejauh ini sudah empat orang meninggal dunia. Termasuk seorang anak," katanya, melansir Reuters.

Sementara itu, pihak Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan total 16 peluru kendali presisi tinggi telah ditembakkan pada Senin, antara pukul 19:07. dan 19:51 (17:07 GMT dan 17:51 GMT), di daerah Pemukiman Kharkiv dari pembom strategis yang terbang di atas wilayah Belgorod Rusia.

"Gedung-gedung tinggi, sekolah, taman kanak-kanak dan infrastruktur kota lainnya hancur," ungkap kementerian itu di halaman Facebook-nya.

"Menurut data awal, puluhan warga Kharkiv, termasuk anak-anak, tewas akibat serangan udara ini," tambahnya.