Presiden Ukraina Desak Zona Larangan Terbang untuk Hentikan Pemboman Rusia, AS Tidak Ingin Terlibat Konflik Langsung
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. (Wikimedia Commons/Кабінет Міністрів України)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelenskiy mendesak Barat untuk mempertimbangkan pemberlakukan zona larangan terbang, bagi pesawat Rusia di atas Ukraina setelah Moskow membombardir kota terbesar kedua di negara itu.

Rusia menghadapi peningkatan isolasi internasional atas invasi Ukraina, dan jam negosiasi antara kedua belah pihak pada hari Senin gagal mencapai terobosan untuk menghentikan pertempuran.

Pejabat Ukraina mengatakan serangan Rusia di Kharkiv, sebuah kota sebesar 1,4 juta orang, telah membunuh warga sipil, termasuk anak-anak. Dalam pesan video, Presiden Zelenskiy mengatakan sudah waktunya untuk memblokir rudal Rusia, pesawat dan helikopter dari wilayah udara Ukraina.

"Negosiasi yang adil dapat terjadi ketika satu sisi tidak mengenai sisi lain dengan artileri roket pada saat negosiasi," ujar Presiden Zelenskiy seperti melansir Reuters 1 Maret.

Kendati demikian, Presiden Zelenskiy tidak menentukan bagaimana dan dengan siapa zona larangan terbang tersebut akan ditegakkan.

Terpisah, Gedung Putih berusaha menyikapi dengan bijak desakan Presiden Zelenskiy, di mana hal tersebut dalam menyeret langsung Amerika Serikat ke dalam konflik saat ini, suatu hal yang tidak diinginkan.

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan, menerapkan zona larangan terbang akan menjadi langkah untuk mengirim pasukan AS untuk melawan Rusia.

"Zona larangan terbang akan membutuhkan implementasi," katanya, menambahnya akan membutuhkan "pengerahan militer AS untuk menegakkan, yang akan berpotensi konflik langsung, dan berpotensi perang dengan Rusia, yang merupakan sesuatu yang tidak kita rencanakan untuk menjadi bagian dari itu."

Ditanya secara terpisah tentang zona larangan terbang untuk penerbangan Rusia di Amerika Serikat, Psaki mengatakan tidak ada di atas meja, tetapi dia mencatat banyak maskapai penerbangan AS terbang di atas Rusia untuk sampai ke Asia dan bagian lain dari dunia, kemungkinan alasan lain bagi keengganan AS.

"Tidak ada pilihan di atas meja. Kami memperhitungkan berbagai faktor," tandas Psaki.