Rudal Jelajah Kalibr Rusia yang Diluncurkan dari Kapal Selam Hantam Gedung dan Tewaskan 20 Warga Sipil, Presiden Zelensky: Ini Teror
Penembakan rudal jelajah Kalibr dari kapal selam Rusia. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia via TASS)

Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 20 warga sipil tewas dan puluhan lainnya cedera, setelah rudal jelajah yang diluncurkan kapal selam Rusia di Laut Hitam, menghantam gedung di KOta Vinnytsia, Ukraina tengah, Kamis.

Rekaman video dan foto-foto dari kota, yang jauh dari garis depan, menunjukkan asap hitam tebal mengepul dari gedung tinggi, setelah salah satu serangan tunggal paling mematikan terhadap sasaran sipil sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.

Tiga anak termasuk di antara yang tewas, kata para pejabat. Satu foto yang diunggah online menunjukkan kereta bayi terbalik tergeletak di trotoar, menutupi tubuh di sampingnya. Sisa-sisa mobil yang terbakar dan puing-puing yang membara tergeletak di jalan.

Militer Ukraina mengatakan Vinnytsia, kota yang biasanya tenang 200 km (125 mil) barat daya Kyiv, dihantam oleh tiga rudal jelajah Kalibr Rusia yang ditembakkan dari kapal selam yang tidak disebutkan namanya, dan bahwa pasukan Ukraina telah menembak jatuh dua lainnya.

Sebuah rudal menghantam tempat parkir mobil blok kantor "Yuvelirniy" sembilan lantai sekitar pukul 10.50 waktu setempat, kata Layanan Darurat Negara. Bangunan tempat tinggal di dekatnya rusak dalam serangan itu, dan kebakaran besar dimulai, katanya.

Polisi mengatakan, yang terluka termasuk sekitar 50 orang yang terluka parah dan 15 lainnya belum ditemukan.

"Rudal jelajah menghantam dua fasilitas masyarakat, rumah hancur, pusat medis hancur, mobil dan trem terbakar," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, melansir Reuters 14 Juli.

"Ini adalah tindakan teror Rusia, 20 orang tewas sampai sekarang," tegasnyanya dalam pidato jarak jauh di konferensi internasional yang bertujuan untuk menuntut kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar, pada briefing di Kyiv, menggambarkan serangan itu sebagai "lebih banyak bukti genosida". Adapun Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menuduh Rusia melakukan "kejahatan perang lain" di Twitter.

Adapun seorang pejabat senior layanan darurat regional mengatakan mungkin tidak ada kesempatan untuk menemukan lebih banyak korban selamat di bawah reruntuhan di Vinnytsia, yang berpenduduk sekitar 370.000 jiwa sebelum invasi Rusia.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera mengomentari laporan dari Vinnytsia. Rusia, yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari, membantah sengaja menargetkan warga sipil dan mengatakan pasukannya tidak melakukan kejahatan perang.