JAKARTA - Dua orang tewas pada Hari Rabu, saat Rusia melancarkan serang udara terbesar sejak musim semi terhadap Kyiv, dengan puing-puing rudal berjatuhan ke gedung, taman hingga sekolah, kata pejabat Ukraina.
Serangan udara Rusia dimulai dengan sekelompok drone menuju Kyiv dari berbagai arah, diikuti oleh salvo rudal yang diluncurkan oleh pembom strategis Tupolev Tu-95.
Belum jelas apa yang dihantam oleh drone yang tidak ditembak jatuh tersebut.
"Kyiv belum pernah mengalami serangan sekuat ini sejak musim semi. Musuh melancarkan serangan gabungan besar-besaran menggunakan drone dan rudal," kata Serhiy Popko, kepala administrasi militer kota itu melalui aplikasi pesan Telegram, melansir Reuters 30 Agustus.
"Secara keseluruhan, pasukan pertahanan udara menghancurkan lebih dari 20 sasaran musuh," lanjutnya.
Sementara itu, mayat dua orang ditemukan di sebuah bangunan non-perumahan, kata Wali Kota Vitali Klitschko di saluran Telegram.
Sekitar pukul 04.00 dini hari, bongkahan puing-puing rudal yang terbakar terbang melintasi langit malam di pinggiran barat daya Kyiv dan mendarat di dekatnya, kata seorang saksi mata Reuters.
Beberapa bangunan rusak akibat puing-puing, sementara para pejabat di wilayah Kyiv mengatakan enam rumah pribadi rusak akibat pecahan rudal dan beberapa orang terluka.
"Manusia tidak melakukan hal seperti itu. Tidak ada objek militer di sini, tidak ada apa-apa – hanya sebuah blok apartemen. Rudal-rudal itu jatuh di taman," kata Roman Feshchenko (76) yang wilayah tempat tinggalnya kejatuhan puing-puing rudal.
BACA JUGA:
Terpisah, pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 28 rudal yang masuk dan 15 dari 16 drone dalam serangan semalam, yang juga menargetkan wilayah Odesa di Laut Hitam, kata Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina.
Pihak Rusia tidak segera mengomentari serangan udara semalam, namun Moskow mengatakan pihaknya berhasil menggagalkan serangan pesawat tak berawak Ukraina di Rusia barat.