JAKARTA - Ukraina mengklaim berhasil menjatuhkan pesawat pembom Rusia usai melakukan serangan udara di Dnipro yang menewaskan sedikitnya delapan orang, sementara Moskow menyebut itu kecelakaan karena kerusakan mesin.
Sebuah pesawat pembom strategis Tu-22M3 jatuh di wilayah Stavropol selatan Rusia pada Jumat pagi waktu setempat, kantor berita Interfax mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari Reuters 20 April.
Kyiv mengatakan, pihaknya berhasil menembak jatuh pembom strategis Rusia itu sekitar 300 kilometer dari perbatasannya, setelah ambil bagian dalam serangan udara yang menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk dua anak-anak di wilayah Dnipropetrovsk.
Rudal menghujani Kota Dnipro dan wilayah sekitarnya pada dini hari, merusak bangunan tempat tinggal, stasiun kereta api utama dan melukai sedikitnya 28 warga sipil, kata pejabat regional.
Komandan angkatan udara dan agen mata-mata militer Kyiv mengatakan, mereka telah menembak jatuh pesawat pembom strategis Tu-22M3 Rusia yang menembakkan rudal ke Ukraina selama serangan semalam.
Pesawat perang tersebut, kata mereka, telah terbang di wilayah udara Rusia 300 km dari perbatasan Ukraina.
Sebuah sumber intelijen mengatakan kepada Reuters, Kyiv telah menggunakan rudal pertahanan udara S-200 yang dimodifikasi untuk serangan tersebut, namun tidak mengatakan dari mana rudal tersebut ditembakkan.
Angkatan udara Ukraina mengatakan, pihaknya menembak jatuh 15 rudal, termasuk dua rudal jelajah Kh-22 dan 14 drone dalam semalam.
Sementara, pertahanan udara menembak jatuh 11 dari 16 rudal dan sembilan dari 10 drone yang menyerang wilayah Dnipropetrovsk, kata Gubernur Serhiy Lysak.
Perdana Menteri Denys Shmyhal menyebutkan jumlah korban tewas akibat serangan Rusia itu sekitar delapan orang. Sedangkan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan seorang anak perempuan berusia 14 tahun dan anak laki-laki berusia 8 tahun telah terbunuh.
"Wilayah Dnipropetrovsk selamat dari neraka. Tapi siapa yang ingin dihancurkan Rusia dengan rudal mereka? Tidak ada yang bisa bersatu dalam tragedi yang sama seperti yang dilakukan Ukraina," kata Gubernur Lysak.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawat pembom Tu-22M3 milik Angkatan Udara jatuh setelah menyelesaikan misi tempur saat kembali ke lapangan terbang di Wilayah Stavropol. Kementerian menekankan tidak ada amunisi di kapal dan tidak ada kerusakan di darat, dikutip dari TASS.
Pesawat itu jatuh di sebuah lapangan di Distrik Krasnogvardeysky, Wilayah Stavropol, Rusia selatan. Berdasarkan data awal, penyebab kecelakaan itu adalah kerusakan teknis.
Dua pilot pesawat militer yang jatuh di Wilayah Stavropol Rusia telah dirawat di rumah sakit, satu lagi telah dievakuasi, pilot keempat sedang dicari, kata Gubernur Vladimir Vladimirov.
BACA JUGA:
"Dua pilot pesawat militer Rusia telah dibawa ke fasilitas medis regional. Semua bantuan medis yang diperlukan telah disediakan. Pilot lainnya dievakuasi dari lokasi dalam keadaan hidup. Pencarian untuk anggota awak keempat sedang dilakukan," tulis Vladimirov di saluran Telegram-nya.
Belakangan, salah satu awak pesawat yang jatuh di Wilayah Stavropol Rusia tewas.
"Kami telah menerima data klarifikasi mengenai kecelakaan pesawat militer Rusia di Distrik Krasnogvardeysky. Kami sangat menyesalkan meninggalnya awak ketiga. Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-temannya. Pencarian pilot keempat terus berlanjut," tulisnya di Telegram.