JAKARTA - Komandan pertahanan Angkatan Udara Ukraina pada Hari Sabtu mengatakan, negaranya tidak memiliki sistem yang mampu mencegat dan menjatuhkan rudal Kh-22 seperti yang ditembakkan Rusia ke Dnipro, rudal yang dijuluki 'pembunuh kapal induk'.
Panglima Angkatan Udara, Angkatan Bersenjata Ukraina Letnan Jenderal Nikolai Oleshuk mengatakan, pihaknya dapat mendeteksi peluncuran, ketinggian dan kecepatan penerbangan rudal Kh-22. Tetapi, rudal tersebut dapat meleset hingga "ratusan meter."
Sistem identifikasi Ukraina cukup canggih bahkan untuk mengidentifikasi rudal yang masuk sebagai Kh-22, tetapi masih belum mampu menjatuhkannya.
"Di Angkatan Bersenjata Ukraina tidak ada perangkat yang mampu menembak jatuh rudal jenis ini. Sejak awal agresi militer Rusia di Ukraina, lebih dari 210 rudal jenis ini telah diluncurkan. Tak satu pun dari mereka dijatuhkan," terang Oleshuk, dilansir dari Newsweek 16 Januari.
Oleshuk menjelaskan, Kh-22 memiliki berat sekitar 950 kg dan dapat menempuh jarak hingga 600 km (370 mil). Komandan tersebut mengatakan, hanya pertahanan udara tertentu dari negara-negara Barat yang dapat melacak rudal semacam itu dan menjatuhkannya.
"Hanya kompleks rudal anti-pesawat yang di masa depan dapat disediakan ke Ukraina oleh mitra Barat (sistem seperti Patriot PAC-3 atau SAMP-T), yang mampu mencegat data target udara," terang Oleshuk.
Sementara itu, seorang juru bicara Angkatan Udara mengatakan, rudal yang dijuluki sebagai 'pembunuh kapal induk' tersebut, tahun lalu juga digunakan untuk menyerang wilayah Ukraina.
"Rudal Kh-22 diluncurkan dari pembom Tu-22M3. Secara total, lima peluncuran rudal ini terdeteksi dari wilayah Kota Kursk dan Laut Azov,” Yuriy Ihnat, juru bicara Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina, seperti mengutip Ukrinform.
Dia menambahkan bahwa sebuah rudal dari jenis yang sama menghantam sebuah pusat perbelanjaan di Kremenchuk pada Bulan Juni.
"Rudal dengan hulu ledak 950 kg ini, yang disebut 'pembunuh kapal induk', dirancang untuk menghancurkan kelompok kapal induk di laut. Itu dapat dilengkapi dengan elemen nuklir. Dan rudal semacam itu digunakan untuk menghantam kota padat penduduk.
Rudal Kh-22 dinilai bertanggung jawab atas kehancuran besar-besaran dan banyak kematian pada Hari Sabtu di Kota Dnipro, Ukraina yang terletak di Ukraina Timur, di mana Rusia telah menduduki banyak wilayah dan pertempuran untuk menyelamatkan wilayah itu.
Diberitakan sebelumnya, otoritas dan regu penyelamat Ukraina terus berusaha melakukan yang terbaik, untuk menyelamatkan dan mencari korban serangan rudal Rusia terhadap apartemen di Dnipro Hari Sabtu, kendati puluhan orang diperkirakan tewas.
Penasihat gubernur regional Natalia Babachenko mengatakan, 30 orang dipastikan tewas sejauh ini dan lebih dari 30 orang dirawat di rumah sakit, termasuk 12 orang dalam kondisi serius. Antara 30 hingga 40 orang masih bisa terperangkap di bawah puing-puing, katanya.
BACA JUGA:
"Peluang untuk menyelamatkan orang sekarang sangat kecil," kata Wali Kota Dnipro Borys Filatov kepada Reuters.
Rusia menembakkan dua gelombang rudal ke Ukraina pada Hari Sabtu, menyerang sasaran di seluruh negara itu, saat pertempuran berkecamuk di medan perang di kota timur Soledar dan Bakhmut.
Dalam sebuah pernyataan pada Hari Minggu tentang serangan hari sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menyebut Dnipro sebagai target spesifik.
"Semua objek yang ditugaskan terkena. Target serangan telah tercapai," katanya.