JAKARTA - Rusia belum berkomentar soal dugaan menggunakan rudal balistik antarbenua (ICBM) saat menyerang Dnipro, Ukraina timur.
“Itu pertanyaan untuk militer kita,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dilansir CNN, Kamis, 21 November.
Sementara itu, seorang pejabat Barat mengatakan rudal yang diluncurkan oleh Rusia ke kota Dnipro di Ukraina timur adalah rudal balistik, bukan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Pejabat yang memberikan pengarahan kepada wartawan di sela-sela pertemuan puncak para menteri pertahanan negara-negara Asia di Laos pada Kamis, 21 November, menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai rudal tersebut.
Alasan ketidaksesuaian dengan pihak militer Ukraina mengenai deskripsi rudal tersebut masih belum jelas.
Penembakan ICBM – yang memiliki jangkauan jauh lebih jauh dibandingkan jenis rudal balistik lainnya – dapat mewakili penggunaan rudal jenis baru oleh Rusia dalam konflik dengan Ukraina, dan akan menjadi eskalasi yang signifikan.
BACA JUGA:
Rusia disebut meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dari wilayah selatan Astrakhan dalam serangan ke Ukraina pada Kamis pagi.
Angkatan udara Kyiv menyebut ini kali pertama Rusia menggunakan rudal jarak jauh yang begitu kuat selama perang.
Serangan pada Kamis, 21 November pagi, terjadi setelah Ukraina menggunakan rudal AS dan Inggris untuk menyerang sasaran-sasaran di wilayah Rusia pada pekan ini.
Serangan Rusia menargetkan perusahaan-perusahaan dan infrastruktur penting di kota Dnipro di bagian timur tengah, kata angkatan udara Ukraina.
Tidak jelas dari pernyataan tersebut apa yang ditargetkan oleh rudal balistik antarbenua tersebut dan apakah menyebabkan kerusakan.