Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berujar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan menerbitkan izin darurat penggunaan atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Sinovac pada awal 2021.

Airlangga mengatakan, saat ini BPOM akan segera mendapatkan hasil penelitian yang dilakukan Brasil terkait uji coba tahap akhir vaksin dari perusahaan farmasi asal China, dengan nama CoronaVac.

Kata Airlangga, BPOM juga sedang melengkapi data clinical trial pertama dan kedua vaksin tersebut.

"Kemudian juga melengkapi laporan dari hasil clinical trial di Bandung. Sehingga nanti di-compile (gabungkan) oleh badan POM secara scientific dan kita berharap bulan Januari (2021) Emergency Use bisa diberikan," katanya, dalam video conference di Jakarta, Kamis, 24 Desember.

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) ini mengatakan, pemerintah sudah memutuskan untuk mengizinkan jenis vaksin COVID-19 lainnya selain Sinovac untuk bakal diberikan kepada masyarakat pada tahun depan.

Adapun, vaksin yang dimaksud adalah Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca.

"(Pemberian) vaksin ini sesuai jadwal yang bisa diberikan ke kita. Vaksinasi ini menjadi prioritas bagi pemerintah dan sekarang kita sedang mempersiapkan detailnya," katanya.

Menurut Airlangga, program vaksinasi di tahun depan menjadi pekerjaan rumah atau PR besar yang harus dilaksanakan dengan baik dan terukur. Dengan hadirnya vaksin COVID-19, diharapkan dapat membangkitkan perekonomian nasional.

"Vaksinasi menjadi PR bagi kita dan sekaligus menjadi game changer dalam pemulihan ekonomi yang akan datang," katanya.