Survei SMRC: Mayoritas Warga Masih Pikir-Pikir Dulu untuk Vaksinasi COVID-19
Ilustrasi (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru terkait kepercayaan publik secara nasional terhadap vaksin dan vaksinasi COVID-19.

Peneliti SMRC, Tati Wardi memaparkan sebanyak 67 persen masyarakat mengetahui dan pernah mendengar kabar bahwa pemerintah tengah merencanakan pemberian vaksin COVID-19.

"Jadi, mayoritas warga tahu atau pernah dengar pemerintah akan memberikan vaksin COVID-19. Sementara, masih banyak juga masyarakat yang belum tahu, sebesar 33 persen," kata Tati dalam pemaparan survei virtual, Selasa, 22 Desember.

Terkait keinginan warga untuk mendapatkan vaksin, ternyata mayoritas warga masih ragu apakah dirinya bersedia divaksin atau tidak.

Hasil survei ini, didapatkan bahwa 40 persen masyarakat masih ingin berpikir terlebih dahulu untuk divaksin, lalu 37 persen telah bersedia, 17 persen tidak ingin divaksin, dan 6 persen tidak menjawab.

"Sejauh ini, mayoritas warga tidak mantap untuk melakukan vaksinasi. Warga yang menyatakan secara tegas akan melakukan vaksinasi lebih sedikit daripada yang masih ragu," ungkap Tati.

Bahkan, angka masyarakat yang masih ragu untuk divaksinasi meningkat dari periode lalu. Dalam survei SMRC periode 2 sampai 5 Desember, masyarakat yang ragu masih sebanyak 24 persen, lalu meningkat pada periode 9 sampai 12 Desember sebanyak 35 persen, dan kembali meningkat pada 16 hingga 19 Desember sebesar 40 persen.

Seiring dengan hal itu, jumlah masyarakat yang yakin untuk dilakaukan vaksinasi menurun dari survei periode sebelumnya. Dalam survei SMRC periode 2 sampai 5 Desember, masyarakat yang bersedia divaksin sebanyak 54 persen, lalu menurun pada periode 9 sampai 12 Desember sebanyak 43 persen, dan kembali menurun pada 16 hingga 19 Desember sebesar 37 persen persen.

Survei ini dilakukan pada periode 16 sampai 19 Desember 2020 kepada 1.202 responden. Margin of error dalam survei ini sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Survei dilakukan dengan menghubungi responden lewat telepon. Responden ini merupakan masyarakat yang telah disurvei pada periode sebelumnya.