Pengemis di Jakbar Kebanyakan Pendatang, Pura-pura Sakit Agar Dikasihani Warga
Penangkapan PMKS di sejumlah wilayah di Jakarta Timur/ Foto: IST

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Kota Jakarta Barat mengungkapkan mayoritas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terjaring razia di wilayah itu bukan berasal DKI Jakarta. Mereka pendatang dari luar kota, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Mereka bukan berasal dari DKI Jakarta ya, mayoritas mereka dari daerah seperti Surabaya dan lainnya," kaya Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto, dikutip dari Antara, Rabu, 4 Januari.

Suprapto mengatakan, mereka biasanya datang bersama dengan beberapa rombongan dari daerah saat momen tertentu seperti saat bulan puasa.

Di saat itulah, mereka mulai beroperasi sebagai pengemis, gelandangan hingga manusia silver. Beberapa pengemis ada yang menggunakan modus berpura-pura sakit untuk menarik belas kasihan warga.

"Di Jakarta Barat biasanya di pusat keramaian, di kota mereka di sana mengemis dengan pura-pura sakit atau tidak bisa berjalan atau lumpuh," kata Suprapto.

Untuk mencegah maraknya aktivitas PMKS di Jakarta Barat, Suprapto mengimbau masyarakat untuk tidak sembarang memberikan sedekah kepada para pengemis di jalanan.

Jika ingin beramal, warga dianjurkan untuk menyumbangkan ke yayasan resmi atau badan amal seperti Baznaz Bazis Jakarta Barat.

"Jumlah gelandangan bisa berkurang. Diharapkan, warga menyumbangkan ke pihak yang resmi," kata dia.

Dengan demikian, dia yakni aktivitas pengemis di wilayah DKI khususnya di Jakarta Barat akan berkurang di tahun 2023.

Sebanyak 1.465 PMKS telah dijaring Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) selama tahun 2022.

"Kita jaring 1.465 orang. Itu terdiri dari pedagang asongan, orang dalam masalah kejiwaan (ODMK) dan gelandangan," kata Suprapto.

Ribuan PMKS tersebut dijaring petugas Suku Dinas (Sudin) Sosial dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dari seluruh kecamatan di Jakarta Barat.

Mereka yang dijaring langsung dibina di Panti Sosial Bina Insani (PBSI) Bangun Daya milik Dinas Sosial DKI Jakarta.

Dari total 12 bulan penindakan, pada April menjadi penjaringan tertinggi hingga 249 PMKS. Sedangkan untuk untuk penjaringan jumlah PMKS terendah terjadi pada Mei yakni sebanyak 50 orang.

Dari total penjaringan selama 2022, jenis PMKS yang paling banyak dijaring, yakni gelandangan dengan jumlah 582 orang. Sedangkan paling sedikit pedagang asongan sejumlah lima orang.