Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago sepakat kriteria pemilihan calon presiden (Capres) Pilpres 2024 tidak hanya berdasarkan tingkat popularitas tapi juga mengayomi bangsa. Kriteria itu sempat disampaikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie.

Menurut Pangi, popularitas tidak lantas menjadi satu-satunya ukuran dalam menentukan calon pemimpin bangsa. Selain elektabilitas juga harus dibarengi dengan kompetensi dan kapasitas sebagai pemimpin sekaligus negarawan.

"Saya sependapat dengan Aburizal Bakrie, bahwa kita tidak cukup hanya dengan racikan elektoral untuk menjadi barometer dalam memutuskan calon presiden," ujar Pangi, Selasa, 3 Januari.

Jika hanya mengandalkan elektabilitas tanpa kapasitas, lanjut Pangi, khawatir akan memunculkan masalah bangsa di kemudian hari.

"Di satu sisi, elektabilitas menjadi penting karena menjadi modal untuk menang. Tapi di sisi lain, ketika mereka tidak punya kompetensi, tidak punya kapasitas menjadi pemimpin, negarawan yang bisa mengayomi seluruh lapisan elemen warga negara. Itu juga akan menjadi masalah di kemudian hari," jelas Pangi.

Kendati demikian, Pangi menilai, pernyataan Aburizal tidak lantas dimaknai sebagai pesan terhadap Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang juga dimajukan sebagai Capres 2024.

"Karena saat ini, elektabilitas Airlangga pun masih harus didongkrak dan ditingkatkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Aburizal Bakrie menyampaikan catatan akhir tahun 2022. Salah satunya terkait Pilpres 2024 yang hendaknya menjadi momen kelanjutan, perbaikan, dan perubahan bagi bangsa.

Menurut Aburizal, keberhasilan yang sudah dicapai oleh pemerintahan sebelumnya, harus dilanjutkan oleh pemimpin periode 2024-2029. Sedangkan kebijakan yang dinilai masih kurang haruslah diperbaiki.

"Dengan demikian Pilpres 2024 tidak hanya memilih seorang calon presiden karena popularitasnya, tapi juga memilih seorang pemimpin bangsa yang dapat mengayomi seluruh komponen bangsa," kata Aburizal Bakrie, Jumat, 30 Desember.