Bagikan:

SOLO - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan revitalisasi kawasan Keraton Surakarta dan Sriwedari menjadi dua pekerjaan rumah (PR) yang diharapkannya berjalan pada 2023 setelah mandek tahun lalu.

Namun, putra Presiden Joko Widodo tersebut menyampaikan konflik internal di Keraton Kasunanan Surakarta membuat pengerjaan satu dari dua PR-nya itu tidak akan berjalan mulus pada 2023.

"PR soal pembangunan sudah progres masuk perencanaan semua. Mungkin yang menurut saya masih stuck, masih perlu perhatian khusus itu adalah Keraton, sama Sriwedari. Dua itu PR besar saya itu," kata Gibran dikutip dari kanal YouTube Berita Surakarta, Selasa 3 Januari.

Gibran menegaskan, yang masuk dalam revitalisasi atau penataan hanya kawasan saja seperti pedestrian. Tidak termasuk, kata dia, permukiman di dalam wilayah yang telah disebutkannya.

Dia menjelaskan, saat ini konflik internal di Keraton Surakarta belum mencapai titik temu di antara yang bertikai. Meskipun, kata dia, Polresta Solo telah masuk dalam penanganan untuk mencoba rembug mengakhiri konflik

Maka dari itu Gibran enggan ambil pusing dengan hal tersebut. Dia lebih memilih untuk menyelesaikan revitalisasi di kawasan Sriwedari terlebih dahulu yang penggarapannya sudah dapat direncanakan dalam waktu dekat.

"Sriwedari sudah ada titik terang. Kalau Keraton ya, kemarin dipanggil Pak Kapolresta (Solo) untuk mediasi tidak datang ya sudah. Fokusnya ke Pura Mangkunegaran dan Pura Mangkunegaran. Hal-hal yang biasa saya sentuh saja," tuturnya.

Keraton Surakarta kembali ricuh untuk kesekian kalinya diduga dipicu konflik internal keluarga pada Jumat 23 Desember petang. Dikabarkan sejumlah orang terluka dalam konflik internal itu.

Kericuhan diduga terjadi antara pihak Paku Buwono XIII (Hangabehi) dengan kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) pimpinan GKR Koes Moertiyah atau akrab disapa Gusti Moeng.