Inggris Kirim Detektor dan Alat Penjinak ke Ukraina, Menteri Pertahanan Ben Wallace: Penggunaan Ranjau Darat Kekejaman Invasi Rusia
Pencari ranjau Ukraina. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris mengatakan pada Hari Jumat, pihaknya telah memberi Ukraina lebih dari 1.000 detektor logam dan 100 peralatan untuk menonaktifkan bom guna membantu membersihkan ladang ranjau, contoh terbaru dukungan militer untuk negara tersebut dalam konflik dengan Rusia.

"Penggunaan ranjau darat oleh Rusia dan penargetan infrastruktur sipil menggarisbawahi kekejaman yang mengejutkan dari invasi Putin," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 30 Desember.

"Paket dukungan Inggris terbaru ini akan membantu Ukraina membersihkan tanah dan bangunan dengan ama,n saat negara itu merebut kembali wilayahnya yang sah," sambung pernyataan itu.

Detektor logam, yang dibuat oleh perusahaan Jerman Vallon, dapat membantu pasukan membersihkan rute aman di jalan dan jalan setapak dengan membantu menghilangkan bahaya ledakan, kata Kementerian Pertahanan. Sementara, peralatan penjinak dapat mematikan sumbu dari bom yang tidak meledak.

Menteri Wallace mengatakan pada Hari Kamis, Inggris akan mengalokasikan 2,3 miliar poundsterling ke Ukraina dalam bantuan militer pada tahun 2023, sesuai dengan jumlah yang telah diberikannya tahun ini.

Sebelumnya, Menteri Wallace pada awal bulan ini mengatakan, dia akan "berpikiran terbuka" untuk memasok Ukraina dengan sistem senjata jarak jauh, jika Rusia terus menargetkan wilayah sipil.

Berbicara kepada parlemen, Wallace diminta oleh mantan Perdana Menteri Boris Johnson, seorang pendukung vokal Ukraina, tentang kemungkinan pasokan sistem rudal jarak jauh ke Kyiv untuk menghancurkan atau merusak situs peluncuran drone.

"Saya terus-menerus meninjau sistem senjata yang bisa kami berikan," kata Wallace kepada parlemen ketika itu.

"Kami juga memiliki potensi sistem senjata lapis baja yang lebih panjang dan jika Rusia terus menargetkan wilayah sipil dan mencoba melanggar Konvensi Jenewa itu, maka saya akan berpikiran terbuka untuk melihat apa yang akan kami lakukan selanjutnya," tandasnya, mengacu pada persetujuan prinsip dasar kemanusiaan selama perang.