Bagikan:

JAKARTA - Presiden Peru Dina Boluarte mengatakan, beberapa negara tetangga telah "salah menafsirkan" apa yang terjadi pada mantan Presiden sayap kiri Pedro Castillo.

Pada hari-hari setelah pemakzulan Castillo, pemerintah sayap kiri di Argentina, Bolivia, Meksiko dan Kolombia mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan perlindungan hak asasi manusia Castillo, mengatakan mereka yang menggulingkan Castillo harus memprioritaskan "kehendak warga".

Blok kiri lain dari negara-negara Amerika Latin termasuk Kuba dan Venezuela mengatakan beberapa hari kemudian, menolak "kerangka kerja politik yang diciptakan oleh kekuatan sayap kanan terhadap Presiden Konstitusional Pedro Castillo."

"Yang terjadi adalah rusaknya tatanan konstitusional oleh (Castillo) yang ingin melakukan kudeta," jelas Presiden Boluarte, melansir Reuters 30 Desember.

Lebih lanjut Presiden Boluarte mengatakan, Kementerian Luar Negeri Peru "bekerja keras" untuk menormalkan hubungan duta besarnya di Meksiko, Kolombia, Argentina dan Bolivia.

"Penting bagi kami, terutama bagi Aliansi Pasifik, APEC (Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik), dan Komunitas Andean, untuk terus bekerja sama dengan semua negara di kawasan ini," paparnya.

Mengatakan dia akan tetap menjabat hingga 2024, ketika mengusulkan untuk mengadakan pemilihan baru, sebuah langkah yang belum disetujui Kongres. Presiden Boluarte tidak akan mundur, menyebut pengunduran dirinya akan "menimbulkan anarki di negara itu."

Pekan lalu, keluarga Castillo telah menerima suaka di Meksiko, sementara pihak berwenang Meksiko juga menawarkan perlindungan kepada Castillo, kata Meksiko.

Peru kemudian mendeklarasikan Duta Besar Meksiko untuk Lima sebagai "persona non grata" dan memerintahkan dia untuk meninggalkan negara itu awal bulan ini, karena dianggap campur tangan Meksiko dalam urusan dalam negeri Peru.

Sehari setelah Peru menyatakan Duta Besar Meksiko Pablo Monroy persona non grata, Presiden Lopez Obrador mengatakan Meksiko tidak akan memutuskan hubungan.

"Kami tidak akan mengusir siapa pun," kata Presiden Lopez Obrador kepada wartawan.

Diketahui, Boluarte mengambil alih kursi kepresidenan awal bulan ini setelah presiden sayap kiri Pedro Castillo digulingkan dalam pemungutan suara pemakzulan, beberapa jam usai berusaha membubarkan Kongres secara ilegal. Dia sebelumnya adalah wakil presiden Castillo.

Castillo ditangkap dan tetap dalam penahanan prapersidangan saat sedang diselidiki atas tuduhan pemberontakan dan konspirasi. Pemecatannya menyebabkan berhari-hari protes keras di Peru.