Warga Peru Gelar Unjuk Rasa Damai Menentang Pemerintah dan Presiden Baru di Ibu Kota
Aksi protes warga Peru di Lima. (Wikimedia Commons/Mayimbú)

Bagikan:

JAKARTA - Ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Peru, Lima, dalam protes damai menentang pemerintah dan presiden baru, setelah bentrokan berdarah berminggu-minggu yang dipicu oleh penggulingan mantan Presiden Pedro Castillo, yang menewaskan sedikitnya 42 orang.

"Mengapa Anda membelakangi rakyat, ada begitu banyak kematian, demi Tuhan, hentikan pembantaian ini," kata pengunjuk rasa Olga Espejo, menyerukan Presiden Dina Boluarte, sebelumnya wakil presiden Castillo, untuk mengundurkan diri, melansir Reuters 13 Januari.

"Nona Boluarte, mereka memanfaatkanmu," katanya.

Para pengunjuk rasa meneriakkan "Dina asesina!" (Dina adalah seorang pembunuh) saat mereka membawa peti mati karton, foto para korban dan slogan anti-pemerintah di jalanan Lima, dalam protes massal pertama di ibu kota sejak Tahun Baru.

Unjuk rasa yang diorganisir oleh serikat pekerja dan kelompok kiri ini berlangsung tanpa insiden. Bentrokan yang dimulai pada awal Desember menandai pecahnya kekerasan terburuk di Peru dalam lebih dari 20 tahun.

Sementara protes Hari Kamis sedang berlangsung, Menteri Tenaga Kerja Eduardo Garcia mengumumkan pengunduran dirinya di Twitter, mengatakan negara membutuhkan permintaan maaf atas kematian tersebut, mendesak pemerintah untuk mengakui bahwa "kesalahan yang telah dibuat harus diperbaiki."

Garcia mengatakan situasinya tidak bisa menunggu hingga April 2024, seperti usulan Presiden Boluarte, dua tahun lebih awal dari yang dibutuhkan.

Terpisah, Perdana Menteri Alberto Otarola mengatakan sebelumnya, Presiden Boluarte tidak akan mengundurkan diri, mengutip persyaratan konstitusional untuk mengkonsolidasikan suksesi, "bukan karena dia tidak mau."

"Meninggalkan kursi kepresidenan akan membuka pintu air yang sangat berbahaya bagi anarki dan pemerintahan yang salah," terangnya.

Diketahui, kantor kejaksaan tinggi Peru pada Selasa meluncurkan penyelidikan terhadap Boluarte dan beberapa menteri. Pada hari yang sama, Kongres Peru - yang dengan keras menentang mantan pemimpin sayap kiri Castillo - mengeluarkan mosi percaya pada pemerintahan baru.