Laporan Kekayaan Rp24,59 Miliar Jadi Sorotan, Kasatpol PP DKI: Ada Kesalahan Pengisian Data
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin/FOTO: Diah Ayu-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin buka suara soal nominal kekayaan yang tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2021 sebesar Rp24,59 miliar.

Dari laporan harta yang tercatat di KPK, Arifin menjadi salah satu pejabat DKI yang paling tajir. Kekayaan pejabat Pemprov DKI ini sempat menjadi sorotan pimpinsn KPK hingga anggota DPRD DKI Jakarta.

Arifin mengaku kekayaan yang dimiliki sebenarnya bukan seperti yang tertera dalam LHKPN. Dia mengklaim ada kesalahan pengisian data laporan hartanya.

"Ada kesalahan dalam pengisian data. Saat ini lagi dihitung (nominal kekayaan). Yang jelas, ada kesalahan," ucap Arifin saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 20 Desember.

Menurut Arifin, harta yang dipunya tidak sebesar seperti yang tercatat di LHKPN. Ia mengaku akan memperbaiki penyampaian catatan harta sebagai penyelenggara negara bersamaan dengan LHKPN periode 2022.

"Kami kelebihan waktu mengisi. Nanti kita perbaiki," ucap Arifin.

Arifin memiliki kekayaan senilai Rp24,59 miliar dalam LHKPN tahun 2021. Dari total kekayaan itu, Arifin punya dua bidang tanah serta tujuh bidang tanah dan bangunan dengan total nilai Rp23,8 miliar yang tersebar di Jakarta Barat, Tangerang, dan Jakarta Timur. Seluruh bidang tersebut merupakan hasil perolehan sendiri dan hibah tanpa akta.

Sementara, dalam LHKPN tahun 2020, Arifin tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp24,25 miliar. Pada LHKPN tahun 2019, Arifin memiliki harta Rp24,52 miliar.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut tidak mungkin jika Arifin mendapatkan kekayaan yang dimiliki saat ini hanya dari gaji serta tunjangan sebagai pejabat Pemprov DKI Jakarta.

"Mustahil pegawai DKI Jakarta punya harga segitu banyak. Hartanya Arifin sekitar Rp24 miliar, kalau dari gaji pegawai sipilnya, saya pastikan tidak mungkin dia mendapatkan harta sebesar itu," ucap Gembong.

Namun, Gembong tak mau berburuk sangka. Ia menyebut bisa saja Arifin mendapatkan harta dari keluarganya atau punya usaha di luar pekerjaannya sebagai pejabat pemerintah.

"Soal harta kenapa ini besar, karena mungkin Arifin punya banyak warisan orang tua. Barangkali Arifin punya bisnis di luar. Kan, kita enggak ngerti," lanjutnya.