Proyek Pengembangan Satelit Mata-mata Korea Utara Dilaporkan Masuk Tahap Akhir, Siap Meluncur Tahun Depan?
Kim Jong-un menyaksikan pengujian bahan bakar padat untuk pengembangan ICBM Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara telah melakukan uji coba tahap akhir yang yang penting pada Hari Minggu, terkait pengembangan satelit mata-mata, yang ingin diselesaikan pada April 2023, kata media pemerintah KCNA.

Laporan itu dirilis sehari setelah militer Korea Selatan dan Jepang, melaporkan peluncuran dua rudal balistik jarak menengah Korea Utara yang terisolasi ke arah pantai timurnya.

Administrasi Pengembangan Dirgantara Nasional (NADA) Pyongyang melakukan tes di stasiun peluncuran satelit Sohae di barat laut untuk meninjau kemampuan pencitraan satelit, transmisi data dan sistem kontrol darat, menurut KCNA.

Sebuah kendaraan yang membawa satelit tiruan, yang juga mencakup banyak kamera, pemancar dan penerima gambar, perangkat kontrol, dan baterai penyimpanan, ditembakkan pada "sudut loft" 500 km (311 mil).

"Kami mengonfirmasi indikator teknis penting seperti teknologi pengoperasian kamera di lingkungan luar angkasa, pemrosesan data dan kemampuan transmisi perangkat komunikasi, akurasi pelacakan dan kontrol sistem kontrol darat," kata juru bicara NADA dalam pengiriman KCNA, melansir Reuters 19 Desember.

Juru bicara itu menyebut tes itu sebagai "proses gerbang terakhir peluncuran satelit pengintaian", yang direncanakan akan selesai pada April.

KCNA juga merilis dua gambar hitam-putih beresolusi rendah dari ibu kota Korea Selatan Seoul dan kota pelabuhan terdekat Incheon, yang katanya diambil saat peluncuran Hari Minggu.

Korea Utara telah melakukan uji coba rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dirancang untuk mencapai daratan Amerika Serikat, yang bertentangan dengan sanksi internasional.

Pada Hari Jumat, Korea Utara menguji mesin berbahan bakar padat berdaya dorong tinggi yang menurut para ahli akan memfasilitasi peluncuran rudal balistik yang lebih cepat dan lebih mobile, karena berusaha mengembangkan senjata strategis baru sekaligus mempercepat program nuklir dan misilnya.

Diketahui, Pyongyang telah menguji sistem satelit selama beberapa peluncuran roket. Sang Pemimpin Kim Jong-un mengatakan, pengejarannya terhadap satelit mata-mata dimaksudkan untuk memberikan informasi waktu nyata tentang tindakan militer oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Terpisah, Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengutuk keras peluncuran terbaru Korea Utara, dengan mengatakan bahwa provokasi yang berkelanjutan serta pengembangan nuklir dan rudal hanya akan membahayakan rezimnya sendiri.