DEPOK - Orang tua murid SDN 1 Pondok Cina (Pocin), menggelar audiensi dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melakukan penggusuran sekolah anak-anak mereka. Dalam pertemuan itu, para orang tua murid menceritakan bahwa anaknya mengalami banyak kendala, bulying dan terhambatnya proses belajar mengajar.
Audiensi yang digelar di dalam kelas, Senin 12 Desember, puluhan orang tua murid yang hadir meluapkan semua permasalahan di hadapan 4 orang komisioner Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, Anis Hidayah, Hari Kurniawan dan Putu Elvira.
Satu persatu-persatu orang tua murid meluapkan keluh kesahnya. Menurut mereka, penggusuran sekolah berdampak pada kondisi psikis anak, hingga terganggunya proses belajar mengajar.
Seperti yang disampaikan Endang, salah satu orang tua murid, ia mengatakan anaknya kerap mendapatkan perundungan alias bullying dari teman-teman sebayanya, sebagai dampak penggusuran sekolah. Hal itu yang mengakibatkan anaknya menjauh dari teman-temannya.
“Saya bener-benar merasa terganggu, yang kelas 6. Anak saya dibully. Jadi setiap kali hari salat Jumat, setiap kali Maghrib. Dia engga pernah di masjid yang dekat rumah saya. Selalu dia jalannya jauh dari masjid. Aku selalu tanya ‘bang kok pulang maghribnya lama, kok pulang salat Jumat belum pulang’. Katanya, ‘Aku selalu di olok-olok, dibully. ‘Sekolah mau digusur ya, entar numpang disekolah aku ya’ itu kata anak saya. Jadi anak saya sudah membatasi diri, mending jauh aja,” kata Endang di hadapan Komnas HAM, Senin,12 Desember.
BACA JUGA:
Selain itu, ada juga anak murid yang tidak mendapatkan jam belajarnya secara maksimal. Hal ini terjadi karena tempat belajarnya masih mengalami masalah terkait penggusuran lahan di sekolahnya.
“Anak saya bimba setiap datang ke sini ‘bimbanya tunda dulu ya, nanti ganti hari pas masalah ini sudah selesai,” pungkasnya.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan memanggil Wali Kota Depok, Muhammad Idris terkait penggusuran SDN 1 Pondok Cina (Pocin), Beji, Kota Depok.
Mendengar banyak keluhan dari para orang tua murid, Komnas HAM berencana akan memanggil Wali Kota Depok Mohammad Idris untuk meminta klarifikasinya.
“Komnas HAM menyesalkan kejadian ini. Anak harus mendapatkan pendidikan yang layak, lingkungan sekolah nyaman dan aman sehingga menumbuhkan suasana belajar yang kondusif. Dalam waktu dekat kami akan memanggil Wali Kota Depok,” kata Anis Hidaya, Komisioner Komnas HAM.
Komnas HAM menilai, terjadinya polemik ini dikarenakan kurangnya dialog atau komunikasi antara Pemkot Depok dengan orang tua murid.
“Sebenarnya kami juga menyesalkan, upaya dialog dibangun kurang. Sehingga ini menjadi suatu kendala kenapa ini terjadi,” ucapnya.