PONOROGO - Pemerintah Ponorogo, Jawa Timur dipastikan segera membangun monumen reog terbesar yang lebih tinggi dibanding Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWS) di Bali, dengan proyeksi anggaran pagu sebesar Rp84 miliar lebih.
Dilansir ANTARA, Senin, 12 Desember, monumen raksasa yang diproyeksikan memiliki ketinggian 126 meter ini akan dibangun di kawasan tambang batu kapur di wilayah Kecamatan Sampung.
Proyek ambisius itu pun mendapat sambutan hangat Ikatan Arsitek Jawa Timur.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menjelaskan, "detailed engineering design" (DED) proyek tahun jamak tersebut nantinya akan digarap oleh akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
"Yang mendesain ITS yang mengerjakan DED-nya juga ITS. Sudah direncanakan," kata Sugiri.
Untuk pembiayaan, Sugiri menyebut pembangunan Monumen Reog tidak sepenuhnya di topang dari APBD Ponorogo, tetapi juga dibantu swasta dan Pemprov Jatim.
Sugiri mengklaim tinggi monumen Reog tersebut melebihi dari monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang memiliki tinggi 105 meter.
Saat ini, setelah hampir setahun direncanakan dan dipersiapkan, Pemkab Ponorogo menerapkan pemenang lelang yang akan melaksanakan pembangunan Monumen Reog.
"Ada dua yang masukan penawaran yakni PT. Widia Satria dan PT. Sinar Cerah Sempurna, yang satu tidak masukan penawaran," kata
Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Pemkab Ponorogo Budi Darnawan.
BACA JUGA:
Sebenarnya ada tiga peserta yang lolos dalam prakualifikasi.
Namun dalam perjalanannya hanya dua yang melakukan memasukkan penawaran
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Pokja, kata Budi, hanya PT. Widia Satria dari Surabaya yang telah memenuhi aspek kualifikasi, administrasi, teknis serta kelengkapan lainnya.
Sedangkan PT. Sinar Cerah Sempurna gugur dalam persyaratan teknis.
Selanjutnya, setelah ditentukan pemenangnya pihaknya akan menerbitkan surat penunjukan penyedia barang dan jasa (SPPBJ) dan diteruskan dengan penandatanganan kontrak antara pemenang tender dan dinas Kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga sebagai pihak pertama.
"Jadi kontrak mulai 2022 hingga Desember 2024, (proyek) tahun jamak. Anggaran pagu Rp84 miliar, nilai HPS Rp76 miliar dan untuk nilai penawaran Rp73 miliar," kata Budi.