JAKARTA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Munahar Muchtar kini menjadi relawan calon Presiden yang diusung Partai NasDem, Anies Baswedan. Munahar menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Barisan Pecinta Anies Baswedan (Baperan).
Melihat kondisi ini, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin memandang Munahar lebih baik untuk mengundurkan diri dari jabatannya di MUI DKI.
Sebab, dikhawatirkan, sikap politik Munahar bisa memengaruhi keputusan yang ia jalankan selama menjabat sebagai ketua lembaga yang mewadahi para ulama di Jakarta tersebut.
"Sejatinya, kalau ingin menjadi relawan, ingin menjadi tim sukses, ya mundur dulu dari Ketua MUI DKI agar masyarakat bisa melihat kebijaksanaan di situ," kata Ujang saat dihubungi, Senin, 12 Desember.
Ujang memahami bahwa tidak ada aturan dalam undang-undang maupun regulasi lainnya yang melarang pengurus lembaga keagamaan menentukan sikap politiknya. Namun, yang Ujang tekankan adalah etika Munahar sebagai Ketua MUI DKI Jakarta.
"Yang jadi persoalan, karena dia menjadi tokoh publik untuk masyarakat, alim ulama yang sudah berpihak kepada capres tertentu, itu kan menjadi persoalan bagi pendukung capres-cawapres yang lain," ujar Ujang.
"Saya sih melihat soal etis atau tidak. Mestinya memang harus dibedakan antara Ketua MUI dan relawan itu. Mestinya sih mundur saja agar tak ada polemik atau perdebatan di kalangan masyarakat," lanjutnya.
Pada Minggu, 11 Desember lalu, Anies Baswedan menghadiri acara deklarasi "Anies for Presiden 2024" yang digelar kelompok relawan Baperan di kawasan Jakarta Timur.
BACA JUGA:
Dalam acara itu, terungkap bahwa Ketua MUI DKI Munahar Muchtar menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Baperan. Munahar datang dan mendampingi Anies selama acara deklarasi tersebut.