JAKARTA - Suasana duka masih menyelimuti kediaman sastrawan dan seniman Remy Sylado di Kavling PLN, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin, 12 Desember. Terlihat beberapa tetangga mulai melayat.
Mendiang Remy Sylado menghembuskan nafas terakhir pada pukul 10.30 WIB. Emmy Tambayong, istri mendiang Remy tak kuasa menahan air mata. Menurutnya, mendiang suaminya mengidap penyakit stroke selama 2 tahun terakhir.
"Direncanakan besok (dimakamkan) jam 11 siang di Menteng Pulo, Jakarta Selatan," kata Emmy Tambayong, istri mendiang Remy Sylado kepada wartawan, Senin, 12 Desember.
Lebih lanjut Emmy mengatakan, mendiang Remy sempat ingin dibawa ke rumah sakit, namun justru menghempaskan nafas terakhir sebelum ambulans tiba.
"Sebenarnya beliau sudah sakit dan tidak mau makan, sepanjang malam merintih sakit, saya juga bingung. Saya melihat dari kemarin sudah tidak makan. Mau dipasang oksigen sudah tidak ada (meninggal)," ujarnya.
Emmy mengatakan, pada Senin pagi tadi sebelum meninggal, dirinya sempat membuatkan kopi untuk suaminya. Emmy juga sempat berbincang bersama mendiang suaminya.
"Padahal tadi pagi masih ngobrol. Selama 2 tahun berbaring terus. Sakit stroke yang diderita," ucapnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya diberitakan, sastrawan Yapi Tambayong alias Remy Sylado meninggal dunia Senin, 12 Desember. Remy Sylado diketahui sakit dalam beberapa bulan terakhir.
Ia sempat dibawa dibawa ke RS Tarakan setelah Anies Baswedan yang kala itu masih jadi Gubernur DKI Jakarta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengunjunginya pada Jumat, 14 Januari.
Remy Sylado disebut tidak hanya mengidap hernia, tetapi juga stroke dan katarak. Namun, ia belum bisa menjalani perawatan secara sekaligus karena usianya yang tak lagi muda.
Untuk penghormatan dan dedikasi kepada munsyi, sastrawan dan budayawan Remy Sylado sempat digelar acara doa bersama dan lelang lukisan Remy Sylado dan pembacaan puisi karya Remy Sylado pada Jumat, 4 Februari. Acara yang bertempat di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Selain menulis banyak novel, ia juga dikenal piawai melukis, berdrama, dan tahu banyak akan film. Saat ini ia bermukim di Bandung. Remy pernah dianugerahi hadiah Kusala Sastra Khatulistiwa 2002 untuk novelnya Kerudung Merah Kirmizi.
Selain sastrawan, Remy Salado dikenal sebagai aktor dan mantan wartawan Indonesia. Berkat kepiawaiannya dalam dunia seni peran, Remy sempat diganjar nominasi untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia lewat film Tinggal Sesaat Lagi (1986) dan Akibat Kanker Payudara (1987).