Bagikan:

JAKARTA - Produsen senjata Amerika Serikat Lockheed Martin dan kontraktor Israel Rafael bekerja sama untuk menciptakan sistem senjata laser berenergi tinggi, berdasarkan teknologi yang sedang dikembangkan di Israel, ditargetkan dipasarkan tahun depan.

Idenya, kata perusahaan pada hari Senin, adalah untuk menghasilkan versi Iron Beam, yang merupakan sistem pertahanan udara berbasis laser yang dikembangkan secara terpisah oleh Rafael dan Kementerian Pertahanan Israel, yang ditujukan untuk pasar AS dan di tempat lain.

Iron Beam lulus serangkaian tes pada tahun lalu yang "membuktikan kemampuan operasional sistem", kata mereka.

Israel berharap untuk mengerahkan Iron Beam paling cepat tahun depan, sebagai alternatif yang jauh lebih murah untuk menetralkan roket dan drone musuh, daripada rudal pencegat yang digunakannya saat ini.

Sistem tersebut, prototipe yang diluncurkan tahun lalu, menggunakan laser untuk memanaskan dan menonaktifkan ancaman udara.

"Perjanjian ini akan memperluas dan mendiversifikasi kemampuan yang dapat kami tawarkan kepada berbagai pelanggan," kata Yoav Har-Even, CEO BUMN Rafael, melansir Reuters 5 Desember.

Sementara mengutip Breaking Defense, sumber-sumber Israel mengatakan upaya awal bertujuan untuk menghasilkan sistem yang terdiri dari sepasang laser solid-state yang jika digabungkan, dapat meningkatkan daya hingga 300 kilowatt.

Tujuan lainnya adalah memungkinkan sistem operasional untuk secara bersamaan membakar lebih dari satu target. Karena sinar laser harus tetap mengenai sasaran selama beberapa detik untuk menghancurkannya, lebih dari satu sinar harus digunakan jika ada lebih dari satu ancaman, seperti segerombolan UAV bersenjata atau salvo roket.

Terpisah, Chief Operating Officer Lockheed Frank St. John menyebut kemitraan itu sebagai "peluang" untuk memperluas peran perusahaan sebagai "rekan setim keamanan untuk Negara Israel".

Pernah menjadi fiksi ilmiah, Israel secara agresif mendorong pengembangan sistem Iron Beam, termasuk menunjukkan teknologi tersebut kepada Presiden Joe Biden selama kunjungan ke Israel pada Bulan Juli. Pada Bulan Oktober, seorang eksekutif Rafael mengatakan senjata 100 kilowatt itu dapat siap digunakan dalam waktu dua tahun.

Diketahui, Iron Beam dimaksudkan untuk menjadi tambahan pertahanan udara Israel saat ini berdasarkan Iron Dome, David's Sling and Arrow, sistem yang meluncurkan rudal pencegat yang masing-masing berharga antara puluhan ribu dan jutaan dolar.