JAKARTA - Angkatan Laut Republik Korea akan memiliki kapal serang bertenaga listrik pertama di negara itu, aset utama bagi kekuatan maritim untuk memiliki senjata dan sistem operasi berorientasi masa depan.
Proyek kapal bernama Korea Destroyer Next-Generation (KDDX) berbobot 6.500 ton itu tengah dalam tahap desain awal dan akan selesai pada akhir tahun ini. Kapal itu akan dilengkapi dengan sistem tenaga listrik, menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA).
Pada tahun 2020, raksasa pembuat kapal Korea HD Hyundai Heavy Industries memenangkan tender untuk membangun kapal tersebut, seperti melansir Korea Times 15 Mei.
Perusahaan mengatakan, mereka berencana untuk menyelesaikan dan memasok enam KDDX pada tahun 2036. Armada tersebut akan menjadi investasi sekitar 6 triliun won (4,4 miliar dolar AS), dengan spesifikasi dan desain terperinci untuk mengikuti langkah konstruksi awal, yang akan diputuskan mulai tahun depan. .
Bulan lalu, perwakilan dari DAPA dilaporkan mengunjungi industri pertahanan di Amerika Serikat, di mana kedua belah pihak berdiskusi tentang memastikan keamanan dan keandalan sistem propulsi listrik terintegrasi untuk kapal perang.
KDDX diharapkan serupa dengan kendaraan listrik, yang menerima tenaga penggerak dan tenaga pengoperasian dari motor listrik alih-alih mesin pembakaran internal, serta memilih keluar dari sistem roda gigi transmisi tradisional.
Tanpa sistem transmisi, kapal baru tidak hanya akan meningkatkan efisiensi energi tetapi juga mengurangi kebisingan yang tidak perlu, bahaya utama bagi kapal penyerang saat terlibat dalam situasi pertempuran dengan kapal selam musuh.
Listrik juga diharapkan memungkinkan kapal untuk mengoperasikan sistem senjata masa depan yang membutuhkan tingkat daya voltase yang sangat tinggi, seperti railgun atau senjata berbasis laser lainnya. Sistem radar untuk kapal juga dapat dimaksimalkan menggunakan sistem tenaga baru.
Lebih jauh, teori dasar KDDX adalah memasok sendiri listrik yang dibutuhkan yang dihasilkan dengan menjalankan generator turbin gas bersama dengan generator diesel. Tenaga yang dihasilkan kemudian tidak hanya memutar baling-baling kapal, tetapi juga memberi 'makan' kapal dengan sumber tenaga operasinya.
Sementara, fitur stealth, kemampuan yang akan membuat kapal tetap berada di bawah radar musuh, juga tidak akan mungkin terjadi tanpa tiang yang terintegrasi, fitur utama kapal yang secara komprehensif mengontrol berbagai radar di dalam kapal serta menyediakan fungsi strategis lainnya.
BACA JUGA:
Disebut juga I-Mast, tiang ini dibuat dengan teknologi Korea dan berfungsi sebagai detektor dan antena komunikasi kapal, yang menampilkan fungsi-fungsi termasuk array pemindaian elektronik aktif (AESA), pencarian dan pelacakan inframerah (IRST), serta identifikasi kawan atau lawan (IFF).
Menariknya, tidak seperti sejumlah besar kapal serang saat ini dalam misi maritim, KDDX tidak akan menggunakan Aegis Combat System (ACS), menggantinya dengan dengan ACS buatan Korea dan menjuluki kapal perusak itu sebagai "kapal Aegis mini Korea."
Diketahui, ACS yang sekarang diproduksi oleh perusahaan pertahanan Amerika Serikat Lockheed Martin, telah dipasang di lebih dari 100 kapal di berbagai armada angkatan laut, termasuk kapal perusak Kelas Sejong the Great milik Korea Selatan hingga kapal perusak dari Jepang, Spanyol, Norwegia dan Australia.