Sempat Ditawari 2021 Tapi Ditolak, Warga Terdampak <i>Wedus Gembel</i> Semeru Kini Berharap Huntap
Guguran lava pijar Gunung Semeru terlihat dari Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu 2 Desember 2020. (ANTARA-Umarul F)

Bagikan:

JATIM - Warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang berharap segera mendapat hunian tetap (huntap) dari pemerintah menyusul kembali meletusnya Gunung Semeru pada Minggu 4 Desember dini hari.

Ditemui di posko pengungsian di Desa Penanggal, sejumlah warga mengaku telah didata oleh pihak desa.

"Tadi malam sudah didata untuk huntap tersebut. Semoga kami segera mendapatkan agar bisa pindah," kata Musdalifah, salah satu pengungsi, Selasa 6 Desember, disitat Antara.

Musdalifah mengungkapkan, sejak letusan Gunung Semeru pada tahun lalu, pemerintah sudah menawarkan kepada warga dusun untuk pindah ke hunian tetap.

Tahun lalu, ia dan warga lain masih berpikir ulang untuk pindah ke hunian tetap. Warga beranggapan rumah mereka masih aman dari wedus gembel atau awan panas guguran (APG) dari erupsi Gunung Semeru.

"Tapi sekarang repot karena lebih besar. Mendekati rumah. Jalurnya tidak ikut jalur yang pertama," ujarnya.

"Dahulu kami masih berani, tapi sekarang melihat saja sudah ciut kami," tambah Musdalifah.

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran dengan jangkauan sejauh tujuh kilometer pada Minggu 4 Desember, pukul 02.46 WIB. Pada pukul 12.00 WIB, PVMBG mengambil langkah mitigasi dengan menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level III atau Siaga menjadi Level II atau Awas.

Keputusan itu diambil agar warga yang bermukim di kawasan rawan bencana Gunung Semeru mengosongkan daerah mereka dan mengevakuasi diri menuju pengungsian yang telah disediakan di daerah yang aman dari jangkauan erupsi. Dengan demikian, tidak menimbulkan korban jiwa bila sewaktu-waktu gunung api tersebut meletus.