Bagikan:

LUMAJANG - Gunung Semeru meluncurkan wedus gembel atau awan panas guguran sejauh empat kilometer ke arah tenggara pada Rabu 23 Maret, pukul 03.53 WIB. Wedus gembel itu menuju Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong di Kabupaten Lumajang.

Mengutip laporan petugas Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, luncuran awan panas guguran tersebut tercatat di seismogram memiliki amplitudo maksimum 25 mm.

Menurut laporan petugas pos pantau, Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Joko Sambang mengatakan, Gunung Semeru selama periode pengamatan Rabu pukul 00.00 sampai 06.00 WIB mengalami 12 kali letusan.

"Tinggi asap kurang lebih 500 sampai 700 meter, warna asap putih kelabu condong ke arah barat daya dan tenggara," katanya, menambahkan, selama periode pengamatan itu juga sembilan kali terdengar gemuruh suara letusan, melansir Antara.

Di samping itu, Gunung Semeru tercatat mengalami 18 kali gempa letusan dengan amplitudo 18-25 mm selama 100-250 detik, lima kali gempa tremor harmonik, dua kali gempa vulkanik, dan dua kali gempa tektonik jauh.

Selama periode pengamatan Rabu pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, letusan asap warna putih kelabu dengan tinggi asap 400 sampai 1.800 meter teramati di puncak Gunung Semeru.

Pada periode pengamatan itu, Semeru tercatat mengalami 19 kali gempa letusan, satu kali gempa embusan, dan satu kali tremor harmonik dengan amplitudo 6 mm selama 220 detik.

Gunung Semeru diketahui sejak 16 Desember 2021 statusnya siaga. Warga diimbau tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak gunung dan di area dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan yang berpotensi terkena dampak awan panas guguran dan aliran lahar.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," kata Joko.

Dia mengimbau warga di sekitar Gunung Semeru mewaspadai dampak awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak gunung, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta dampak aliran lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.