Temuan Mantra dan Kemenyan Memperkuat Dugaan Penganut Aliran Sesat di Balik Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres
Rumah korban tewas yang terdiri empat orang merupakan sanak saudara, dipasang garis polisi di Perumahan Citra Satu Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Dugaan penganut aliran sesat semakin kencang menjadi penyebab tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Sebab, polisi menemukan buku agama, mantra dan kemenyan.

"Ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra dan kemenyan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Selasa, 29 November.

Dengan temuan itu, diduga empat orang yang tewas tersebut menjalani ritual tertentu sebelum meninggal. Tujuannya, untuk menyelesaikan masalah atau lainnya.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu believ (kepercayaan, red) dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ungkapnya.

Namun untuk membuktikan hal itu, lanjut Hengki, mesti dilakukan pendalaman lebih lanjut. Penyelidik rencananya akan meminta keterangan para ahli.

"Oleh karenanya, kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan Analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," ucap Hengki.

Di sisi lain, mengenai penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, ahli dari patologi anatomi dan lainnya yang akan memastikan. Tetapi, tak dipungkiri membutuhkan waktu untuk mengatahuinya.

"Mengenai sebab sebab kematian, kami sedang menanti hasil dari pemeriksaan patologi anatomi yang saat ini sedang di dalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM/ Universitas Indonesia. Selain itu, Tim Asosiasi psikologi forensik Masih terus mendalami motif Psikologis kematian melalui otopsi psikologis," kata Hengki.

Sebagai informasi, berdasarkan keterangan saksi, salah satu dari empat orang itu tewas 6 bulan lalu. Sebab, Reni Margareta sudah ditemukan tak ternyata pada 13 Mei.

Mereka ditemukan tak bernyawa pada Kamis, 10 November, malam. Mereka adalah Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68).

Keempat orang itu ditemukan tak bernyawa di dalam rumah. Tetapi di tempat yang berbeda.

Untuk Margaretha Gunawan dan Dian disebut berada di dalam kamar depan. Kemudian, Rudyanto Gunawan di kamar belakang. Sedangkan, Budyanto Gunawan di ruang tamu rumah tersebut.