Bagikan:

JAKARTA - Dinamika internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) semakin menarik karena masing-masing partai politik (parpol) anggota koalisi mulai melirik kandidat calon presiden (capres) yang berbeda. Namun, langkah KIB yang tak segera mendeklarasikan capres juga bisa dimanfaatkan Golkar, PAN dan PPP untuk memupuk dan meningkatkan elektabilitas masing-masing.

Pengamat politik Ray Rangkuti, menilai dinamika penentuan capres di KIB akan segera berakhir meski saat ini ketiga parpol masih berbeda pandangan terkait capres. Dia memprediksi, KIB akan mendeklarasikan capresnya pada awal 2023. 

 

"Besar dugaan saya, maksimal Maret 2023, mereka sudah mengumumkan itu," ujar Ray, Sabtu, 26 November. 

 

Menurut Ray, dinamika internal KIB tidak akan terlalu berpengaruh besar pada soliditas meskipun koalisi ini juga pasti menghadapi kendala. Hanya saja, dinamikanya tak seberat koalisi yang akan dibentuk NasDem, PKS dan Demokrat. 

 

"Tentu akan ada kendala, tapi saya tidak melihat kendalanya akan sebesar yang dialami Koalisi Perubahan," kata Ray.

 

Ray mengatakan, jika di koalisi lain kehilangan salah satu anggota maka koalisi tersebut akan cenderung bubar. Berbeda dengan KIB yang jika kehilangan satu anggota masih bisa bertahan dengan mencari pengganti parpol lain.

"Tapi kalau mereka (KIB) satu mogok, masih memungkinkan partai lain masuk ke dalam," jata pendiri Lingkar Madani (Lima) itu.

Ray menilai, KIB sebenarnya telah mempunyai calon yang hendak diusung pada Pilpres 2024. Kemungkinan besar, kata dia, capres KIB berasal dari eksternal dan tidak akan jauh dari nama seperti Ganjar Pranowo. Saat ini, menurutnya, dinamika internal KIB justru lebih pada pembahasan cawapres.

"Artinya apa? Mereka sudah punya figurnya, meskipun mereka berbeda di calon wakil presiden. Level ketua umum yang ada di KIB ini, menurut saya, levelnya wakil presiden," jelasnya.

Kecenderungan untuk tidak segera mendeklarasikan capres KIB, kata dia, juga bisa dimanfaatkan untuk memupuk dan meningkatkan elektabilitas masing-masing parpol.

 

"Dengan cara begitu juga mereka masih memungkinkan untuk terus memupuk elektabilitas masing-masing orang," sebutnya.

Selain itu, tambah Ray, parpol anggota KIB juga sama-sama duduk di barisan pendukung pemerintah. Artinya KIB menghormati arahan Presiden Joko Widodo. 

"Saya kira iya. Kan semua orang ini di kabinet. Jadi mereka menghormati apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi. Tidak perlu buru-buru," pungkasnya.

Sejumlah dewan pengurus wilayah partai persatuan pembangunan mendeklarasikan untuk mendukung Ganjar Pranowo. Plt Ketua Umum PPP M Mardiono mengatakan, hingga saat ini terdapat 14 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP yang mengusulkan nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar diusung menjadi capres pada Pilpres 2024 mendatang.

Ia menyatakan, usulan dari kader-kadernya di sejumlah daerah itu akan dibawa dalam rapat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) nanti. 

 

"Sekali lagi kami akan bawa ke KIB nanti. Harapan saya ya kalau itu sama calonnya ya sudah menjadi keputusan nanti," kata Mardiono, Kamis, 24 November. 

Sedangkan Relawan Amanat Indonesia atau ANIES, yang mengklaim terdiri dari para pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden 2024.

"Dalam rangka menjembatani aspirasi konstituen PAN dalam pemilihan presiden, maka kami dari entitas PAN yang terdiri dari Para Pendiri/Deklarator PAN, Anggota DPR RI, Mantan Anggota DPR RI, Pimpinan/Pengurus, Kader dan Simpatisan PAN, telah membentuk ANIES atau AMANAT INDONESIA pada hari Kamis, 17 November, lalu di Jakarta," kata Ketua Umum ANIES Sahrin Hamid.