JAKARTA - Hasil survei Litbang Kompas menyebut Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP, Ganjar Pranowo menempati urutan pertama elektabilitas kandidat capres dengan 25,3 persen.
Sedangkan di urutan kedua ada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan 18,1 persen, sementara bakal capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan di posisi ketiga dengan 13,1 persen.
Peneliti Pusat Riset Politik (PRP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aisah Putri Budiatri, menilai hasil survei tersebut akan membuat semua partai mempertimbangkan salah satu dari tiga nama itu untuk memenangi Pilpres 2024.
"Di luar itu, pertimbangan dalam lobi-lobi adalah siapa yang akan menjadi wapres dan bagaimana modal finansial untuk pilpres nanti," ujar Aisah Putri di Jakarta, Kamis, 2 Maret.
Terlebih, lanjut Aisah, format koalisi belum final dan masih bisa berubah. Meskipun sudah ada tiga koalisi yang terbentuk, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan anggota Golkar, PAN dan PPP, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diinisiasi Gerindra dan PKB, serta Koalisi Perubahan yang dibentuk NasDem, PKS dan Demokrat.
"Saya rasa dalam situasi saat ini, berbagai peluang koalisi masih sangat terbuka," kata Aisah Putri yang akrab disapa Puput itu.
Diketahui, dari ketiga koalisi yang ada, baru partai-partai di Koalisi Perubahan yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
"Sejauh ini partai masih mempertimbangkan peluang kemenangan masing-masing partainya dalam pemilu. Oleh karena itu, selain deklarasi kepada Anies, maka tidak ada partai dan koalisi lain yang terbentuk sejauh ini," kata Puput.
BACA JUGA:
Menurutnya, masih terbuka peluang koalisi antara PDIP dan KIB. Mengingat, nama Ganjar Pranowo muncul dalam acara yang dihelat PAN dan PPP. Di mana keduanya merupakan anggota KIB sekaligus parpol pendukung pemerintah bersama PDIP.
"Koalisi antara PDIP dengan partai-partai KIB pun masih sangat terbuka peluangnya. Apalagi, partai di dalam KIB sendiri sejauh ini merupakan bagian dari koalisi pemerintah bersama PDIP sehingga tidak ada hal yang akan signifikan menghalangi," jelasnya.
Namun, sambung Puput, sebagai partai terbesar di KIB tentu Golkar akan menimbang kerja sama politik antara koalisinya dan PDIP. Sebab, Golkar sendiri sudah memiliki calon presiden yakni Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto.
"Meski tentu akan ada pertimbangan lebih jauh karena Golkar sebagai partai terbesar dalam KIB memiliki bakal capres. Namun, saya duga sejauh ini setiap partai akan melihat peluang menang termasuk Golkar," pungkas Puput.