Gempa Susulan Kembali Guncang Cianjur di Tengah Hujan, Warga Panik, Tenda Pengungsian Roboh
Tenda pengungsian yang roboh (Foto: Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

CIANJUR - Gempa susulan kembali mengguncang Cianjur, Jawa Barat, hari ini pada pukul 11.41 WIB. Berdasarkan pencatatan BMKG, gempa ini berkekuatan magnitudo 3,9.

Titik gempa susulan tersebut berada 8 kilometer barat laut Kabupaten Cianjur dengan kedalaman 1 kilometer. Gempa dirasakan di wilayah Warungkondang, Sukaresmi, Pacet, Cugenang, dan Ciherang.

Tim VOI tengah berada di Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, saat gempa susulan terjadi. Kondisi hujan yang turun sejak satu jam sebelum gempa susulan semakin menyulitkan warga untuk mengevakuasi diri.

Sesaat gempa susulan ini terjadi, terdengar jeritan seorang ibu yang berusaha keluar dari rumahnya yang tak terdampak gempa. Namun, akibat gempa, ibu dan warga lainnya hanya bisa keluar hingga teras rumah.

Gempa susulan ini juga mengakibatkan satu tenda pengungsian di Desa Cirumput runtuh. Tenda ini beratap terpal dan dipancang dengan batang bambu.

Salah satu warga lansia yang berada di dalam tenda langsung diangkut ke mobil ambulans milik Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang disiagakan di sekitar lokasi untuk beristirahat.

BMKG mencatat hingga pukul 07.00 WIB terjadi 161 kali gempa susulan dari gempa utama M5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Jumlah gempa susulan hingga 23 November 2022 pukul 07.00 WIB sebanyak 161 gempa susulan," papar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikonfirmasi di Jakarta, Rabu 23 November.

Ia mengatakan, berdasarkan analisis mekanisme sumbernya, gempa di Cianjur, Jawa Barat memiliki patahan geser ke kiri.

"Ini mirip dengan karakteristik sesar Cimandiri, sehingga ini diduga sesar atau patahan Cimandiri, dan itu benar karena memang ini berada di zona sistem sesar tersebut," papar Daryono.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (22/11) sore mencatat sebanyak 268 korban meninggal akibat gempa. Dari 268 korban tersebut, sudah teridentifikasi identitasnya sebanyak 122 jenazah.

Kemudian BNPB juga mencatat, terdapat 151 korban hilang, dan masih dalam pencarian. Untuk korban luka-luka sebanyak 1.083 orang, jumlah pengungsi 58.362 orang.

Sementara kerugian material rumah rusak berat sejumlah 6.570 unit, rumah rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah rusak ringan 12.641 unit. Data itu masih berkembang seiring dengan terus dilaksanakannya pendataan.