Bagikan:

JAKARTA - Aktivitas warga Cianjur pasca gempa kini mulai berangsur normal. Beberapa pedagang yang sebelumnya berhenti berjualan, kini kembali mengais rezeki.

Sejumlah pedagang yang menjadi korban gempa bumi kembali beraktivitas berjualan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sebelumnya mereka terpaksa berhenti berjualan karena mengurus rumah yang rusak dan khawatir terjadi gempa susulan.

Kegiatan pedagang di berbagai sektor sudah terlihat ramai di sejumlah ruas jalan. Termasuk di titik keramaian masyarakat, seperti rumah sakit umum, Alun-Alun Cianjur, dan jalan protokol lainnya di Cianjur, Sabtu.

Pedagang ayam goreng di sekitar Masjid Agung Cianjur, Agus Nana mengatakan, gempa bumi pada 21 November 2022 menyebabkan kerusakan parah. Hal itu membuatnya harus tinggal di tenda pengungsian.

"Tembok rumah saya kalau didorong sedikit saja bisa roboh," katanya, seperti dilansir Antara, Sabtu, 3 Desember.

Sejak kejadian itu, ia mengaku terpaksa tidak berjualan ayam goreng di pinggir jalan sekitar kantor Bupati Cianjur. Pasalnya, Agus Nana harus menjaga anak-anak yang tinggal di tenda pengungsian.

Selama empat hari, ia memutuskan tidak berjualan dan sibuk membereskan barang-barang rumah di pengungsian. Saat itu dia juga tak mau meninggalkan anak karena masih trauma gempa susulan.

"Empat hari saya tidak berjualan, karena takut kalau meninggalkan anak di rumah, anak saya ada dua. Tidak apa-apa tidak punya penghasilan yang penting nyawa dulu," tuturnya.

Empat hari setelah gempa, Agus Nana mulai berani berjualan meskipun masih ada perasaan khawatir. Beberapa hari berjualan, kata dia, pedagang sudah kembali ramai, begitu juga banyak pembeli, ditambah banyak orang yang berdatangan ke Cianjur untuk memberikan bantuan yang dipusatkan di Pendopo Bupati Cianjur.

"Sekarang sudah mulai ramai normal, pas kejadian di sini sepi, sekarang ramai, di pasar juga barang tersedia, namun ada barang seperti bawang yang harganya naik," katanya.

Sementara Siti Masitoh mengaku baru bisa berjualan setelah sepekan gempa, karena sebelumnya tidak berpikir untuk berjualan terkait dengan kondisi rumahnya yang rusak parah.

"Baru seminggu berjualan, kalau setelah kejadian gempa tidak berjualan, karena barang-barang seperti kompor rusak, dan untung roda untuk jualan tidak rusak," katanya.

Wanita berusia 60 tahun ini mengungkapkan berlama-lama di pengungsian tentunya tidak akan mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Untuk itu, ia mengaku memaksakan diri berjualan kembali dengan peralatan seadanya dan membeli lagi perabotan yang baru.

Ia berharap, dengan kembali berjualan bisa tetap berpenghasilan, terutama bisa memperbaiki kembali kondisi rumah dan barang-barang peralatan rumah tangga yang sebelumnya rusak akibat gempa bumi.

"Sambil menunggu bantuan (perbaikan rumah, red.) dari pemerintah, saya berjualan, lumayan," katanya.

Pedagang lainnya juga sudah terlihat ramai berjualan, seperti di Jalan BLK Kecamatan Cianjur Kota, pusat pertokoan, dan titik-titik keramaian masyarakat. Meski ada rasa khawatir, kebutuhan ekonomi membuat mereka terpaksa harus melawan rasa takut.