JAKARTA - Partai Gerindra merespons hasil survei Litbang Kompas terkait pengaruh pilihan Presiden Jokowi terhadap capres pilihannya kepada masyarakat. Pasalnya, hanya 15,1 persen responden yang yakin akan memiliki capres pilihan Jokowi.
Menurut Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, jumlah pemilih tersebut tidak semata mengikuti namun juga mempertimbangkan kinerja tokoh yang dipilih Jokowi. Apalagi masih ada 35 persen responden yang masih mempertimbangkan untuk mengikuti pilihan Jokowi.
"Saya pikir pemilih kita juga sudah cerdas, bahwa 15 persen kemudian mengikuti apa yang disampaikan presiden. Tapi kan selebihnya pasti akan melihat sejauh mana kinerja menteri-menteri yang dipuji Pak Jokowi, apakah nanti masih bisa bertambah kinerjanya atau nanti pas pilpres malah enggak bertambah kan gitu," ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 15 November.
Bahkan kata Dasco, bukan hanya Prabowo yang pernah dipuji oleh Jokowi, tapi juga menteri-menteri lain. Tinggal nanti menteri mana lagi yang ingin mencalonkan diri sebagai capres.
"Saya pikir puji-memuji itu bukan untuk tujuannya supaya menang pilpres. Saya pikir apa yang disampaikan Pak Jokowi kepada menteri-menterinya, tidak hanya Pak Prabowo, itu kan bentuk ungkapan yang memang diberikan presiden yang puas atas kinerja terhadap pembantu presidennya," katanya.
Namun begitu, Dasco menegaskan saat ini Prabowo terus berfokus bekerja sebagai Menteri Pertahanan untuk menuntaskan komitmennya saat bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Saya pikir itu komitmen yang kemudian disampaikan ketika akan melakukan rekonsiliasi dan kemudian menerima jabatan sebagai Menhan," kata Dasco.
BACA JUGA:
Sebelumnya, survei terbaru Litbang Kompas menemukan bahwa mayoritas masyarakat menyatakan tidak akan mengikuti saran Presiden Joko Widodo untuk memilih calon presiden pada Pilpres 2024.
Hal tersebut terekam dalam survei mengenai seberapa berdampaknya pengaruh Presiden Joko Widodo dalam mendukung sosok calon presiden untuk maju pada Pilpres 2024.
Setiap responden ditanyakan soal, apakah Anda akan memilih sosok calon presiden yang disarankan oleh Presiden Joko Widodo?
Hasilnya, sebanyak 30,1 persen tidak akan memilih sosok yang disarankan Jokowi. Sementara sebanyak 35,7 persen responden menjawab masih mempertimbangkan, dan 19,1 persen sisanya tidak tahu.
Sedangkan, warga yang yakin memilih sosok capres yang didukung Jokowi hanya sebesar 15,1 persen. Artinya, jumlah warga yang sudah yakin memilih capres yang disarankan Jokowi memang masih terpaut jauh dari sepertiga publik yang menyatakan akan mempertimbangkan.
Dalam survei ini, Proporsi tersebut terbaca menurun dari survei Juni 2022 yang merekam tak kurang dari separuh responden yang masih bersikap mempertimbangkan untuk mengikuti saran Jokowi dalam memilih capres.
"Jika dilihat, kebimbangan publik ini bisa jadi dipengaruhi faktor belum bulatnya rasa percaya dan keyakinan publik pada kinerja pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi," demikian rilis Litbang Kompas, Senin, 14 November.