Bagikan:

JAKARTA - PAM Jaya menempatkan tujuh kios air bersih di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, yang tersebar pada sejumlah titik. Kios air ini dibangun pada lahan milik warga yang bersedia ditunjuk sebagai pengelola.

Sebagaimana diketahui, sampai saat ini warga Muara Angke belum mendapat akses perpipaan. Sehingga, penyediaan kios air menjadi solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan warga.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan, satu kios air mampu melayani hingga 20 KK. Tujuh kios air yang diresmikan pada hari ini dapat menyuplai air hingga 84 ribu liter setiap hari.

"Ini sebenarnya bagian dari staging PAM Jaya memenuhi akses perpipaan sampai tahun 2030. Untuk percepatan, memang kita hadir dengan kios air dulu," kata Arief di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa, 8 November.

Warga dapat membeli air bersih dengan tarif Rp400 per jeriken atau setara 20 liter jika mengambil air langsung di kios air. Sementara, warga akan dikenakan tarif Rp1.200 per 20 liter jika air diantar ke rumah masing-masing menggunakan gerobak.

Kemudian, warga yang mengelola kios air akan menerima pembayaran sebesar Rp3.550 per 1.000 liter air dan tidak bersifat progresif. Arief menyebut tarif ini sesuai dengan kelompok tarif IIIA dalam Pergub Nomor 11 Tahun 2007.

Arief melanjutkan, ke depan, PAM Jaya akan melakukan pengadaan gerobak sepeda motor untuk mengantar air-air menuju rumah warga. Menurut dia, gerobak yang digerakkan menggunakan tenaga manusia langsung kurang efektif.

"Saya juga akan merubah gerobak menjadi gerobak motor nantinya. Sehingga, tidak ada lagi di Jakarta yang pakai tarik-tarik gerobak. Jakarta sudah kota metropolitan. Kitanya harus memanusiakan semua yang ada di Jakarta, apalagi untuk air," ujar Arief.

Saat ini, PAM Jaya telah membangun sekitar 172 kios air yang tesebar di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Sasaran pengguna kios air adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).