Bagikan:

JAKARTA - Pasokan air bersih yang alami gangguan karena aliran mati ternyata merugikan 800 unit hunian di Blok D Rusunawa Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin, 28 Oktober.

"Untuk kebutuhan sehari-hari, saya beli air bersih Rp7 ribu per jeriken. Warga jadi dirugikan karena pasokan air ini mati sejak kemarin. Warga lainnya juga membeli air," kata Rahman, penghuni rusunawa kepada wartawan, Senin, 28 Oktober.

Meski 800 unit hunian tak terisi penuh oleh warga penghuni, namun ratusan warga yang tinggal di salah satu Blok Rusunawa Pulogebang mengalami kerugian akibat pasokan air bersih yang mati sejak Minggu kemarin sore, 27 Oktober.

"Di sini ada 800 unit tapi tidak semua keisi. Jadi 1 tower rusunawa ada 8 blok. Saya harap pasokan air bersih ini dapat normal lagi, agar warga gak keluarkan biaya tambahan lainnya untuk membeli air bersih," ujarnya.

Hingga Senin siang, warga setempat mengaku jika pasokan air bersih tersebut belum kembali normal. Mereka pun masih membeli air bersih dari jeriken penjual air bersih keliling.

Sebelumnya, warga Blok B Rusunawa Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, mengeluhkan aliran air di unit hunian mereka tidak mengalir sejak Minggu kemarin, 27 Oktober.

Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan aktivitas anak hendak sekolah menjadi terganggu.

Dari keterangan Ayu, warga Blok D Rusunawa, air bersih tersenut sudah tidak teralirkan ke hunian warga sejak Minggu kemarin sore. Awalnya warga beranggapan bahwa air tersebut hanya mati beberapa menit saja.

Namun ketika ditunggu-tunggu, air tersebut justru tak tersalurkan hingga Senin, 28 Oktober, pagi. Kejadian ini pun membuat gaduh sejumlah warga di rusunawa tersebut.

"Air mati dari kemarin, tanggal 27 Oktober. Dari jam enam sore sampai sekarang jam 8 belum nyala. Sudah (lapor RT dan pengelola) katanya ada saluran pipa pam yang kena backo," kata Ayu kepada wartawan, Senin, 28 Oktober.