Bagikan:

DEPOK – Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno menjelaskan kronologis penganiayaan yang dilakukan seorang ayah terhadap keluarganya yang menyebabkan kematian putrinya.

Keributan yang terjadi di Perumahan Pondok Jatijajar, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat itu pertama kali diketahui oleh saksi SYA (27), Selasa, 1 November, sekitar pukul 05.15 WIB.

Kata Yogen, berdasarkan keterangan saksi, sebelum aksi pembunuhan itu terdengar suara ribut dari lantai 1. Adik pelaku, SYA (31) mendengar teriakan korban.

“Saksi turun ke bawah menolong korban. Namun karena pelaku saat itu sedang membabi buta, jadi saksi tidak berani turun,” kata Yogen, Rabu, 2 November.

Saksi, lanjut Yogen, melihat peristiwa yang sadis. Dia melihat anak dan istri pelaku mengalami luka di bagian kepala, tangan, leher hingga beberapa jarinya putus. Serta banyak darah di lokasi kejadian.

“Jadi kalau dilihat dari luka sadis ya, ada beberapa luka bacokan senjata tajam parang yang membuat jari putus. Saksi turun membantu korban ke rumah sakit. Saat pelaku sudah keluar,” ucapnya.

Atas kejadian itu, saksi melaporkan ke pihak kepolisian, guna dilakukan tindakan lebih lanjut. Sedangkan polisi yang menerima laporan langsung bergerak cepat dan menangkap pelaku.

RNA telah dibawa ke Polres Metro Depok, guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

“Kami bawa ke Polres Metro Depok untuk kami gali lebih lanjut karena sampai saat ini pelaku belum memberikan keterangan terkait motif apa terjadinya pembunuhan sadis ini,” tutupnya.

Sebelumnya, paman korban bernama Aweng mengatakan bahwa ia tak menyangka RNA melakukan hal demikian hanya karena masalah kecil.

Sebelumnya, gara-gara masalah sepele, seorang suami tega menganiaya istri dan anaknya. Akibat aksi brutalnya itu, anak pelaku inisia KCP (12) tewas dengan luka mengenaskan di sekujur tubuh akibat senjata tajam.

Sedangkan NI (31), sang istri, mengalami luka di wajah dan leher akibat parang yang digunakan pelaku.

Jasad KCP dilarikan ke RS Polri untuk diotopsi. Sedangkan NI dalam kondisi kritis di RS Sentra Medika, Depok dengan luka dibagian leher.

Aweng, paman korban menjelaskan, RNA membantai keluarganya itu dengan senjata tajam hanya karena sang istri tertidur dan tak mengangkat telpon ketika pelaku menghubunginya sekitar pukul 03.00 dini hari.

Kata Aweng, pelaku minta dijemput oleh istrinya ketika pelaku selesai bekerja. Namun karena sang istri tak mengangkat telpon pelaku, pelaku pulang seorang diri.

Setelah tiba di rumah, pelaku dan istrinya terlibat cekcok hingga pelaku membacok secara membabi buta dan menewaskan anaknya itu.