Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menanggapi serius karangan bunga yang terpajang di Balai Kota DKI Jakarta bertuliskan dugaan nepotisme di PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Menurut Prasetyo, kemunculan isu yang dicuatkan dalam karangan bunga ini menjadi masalah yang serius. Jika benar terjadi, hal ini melanggar ketentuan Jakpro sebagai BUMD yang harus menjalankan penugasan pemerintah.

"Kalau saya lihat dari foto yang saya lihat ini persoalan serius. Karena bagaimana pun semua BUMD dan SKPD harus vit mulai saat ini. Mereka Harus fokus menuntaskan penugasan-penugasan pemerintah," kata Prasetyo kepada wartawan, Selasa, 1 November.

Untuk menindaklanjutinya, Prasetyo akan menemui Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk membedah masalah internal pada jajaran PT Jakpro dan menyelesaikan dugaan nepotisme yang diungkap dalam karangan bunga tersebut.

"Makanya saya harus tahu dulu memangnya ada apa, ada masalah apa di internal Jakpro. Nanti akan saya komunikasikan dengan Pj Gubernur," ujar Prasetyo.

Terpantau, karangan bunga yang dimaksud berada di halaman Balai Kota DKI dekat ruang kerja Heru sejak pukul 09.00 WIB. Ketiga karangan bunga itu mengungkapkan isu serupa, yakni dugaan adanya nepotisme dalam struktur PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Karangan bunga itu juga menyinggung nama Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PT Jakpro, Muhammad Taufiqurrachman yang diduga sebagai pelaku nepotisme.

Pengirim karangan bunga yang saat ini belum diketahui identitasnya tersebut meminta Heru dan Prasetyo untuk mengusut kasus yang mereka ungkapkan.

"Pj Gub dan Ketua DPRD, kami butuh pemimpin yang berjuang untuk Jakpro, bukan untuk 'si cantik'. “Direktur SDM Jakpro biang keladi," tulis karangan bunga tersebut.

"Pak Heru dan Pak Pras, kami butuh sosok anda. Kondisi Jakpro sangat mengkhawatirkan. Tolong selamatkan Jakpro," tulis karangan bunga lainnya.

Bahkan, ada juga karangan bunga yang mengaku-aku sebagai jajaran PT Jakpro. Hal ini belum diketahui kebenarannya. "Pak Heru dan Pak Pras, kami 20 kadiv baru Jakpro mohon maaf telah menjadi bagian dari nepotisme. M. Taufiq bertanggung jawab," tandasnya.