Makin Canggih, KPK Sebut Praktik Korupsi Tak Lagi Pakai Handphone
Penyidik KPK menunjukan barang bukti OTT korupsi bansos COVID-19 melibatkan eks Mensos Juliari Batubara pada Minggu 6 Desember 2020 dini hari. (ANTARA-Hafidz M A)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut modus praktik korupsi terus berkembang. Banyak koruptor yang tak lagi menggunakan telepon genggam atau handphone untuk berkomunikasi untuk melancarkan aksinya.

"Kalau semula tertangkap karena pakai handphone, kemudian sekarang tidak perlu lagi pakai handphone," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dalam keterangan tertulisnya, Senin, 31 Oktober.

Tak dirinci bagaimana koruptor melancarkan aksinya. Tapi, Ghufron memastikan berbagai cara baru terus ditemukan para pelaku.

Bahkan, Ghufron mengatakan kini koruptor tak lagi menggunakan transfer uang untuk melakukan penerimaan atau memberi. Langkah ini dianggap berbahaya karena mudah terdeteksi.

"Kalau pakai transfer, transfernya terlacak maka kemudian tidak ada transfer," tegasnya.

Ghufron mengatakan berbagai cara akan terus ditemukan koruptor untuk memudahkan aksinya. Sehingga, dia meminta semua pihak untuk membantu KPK bekerja.

Apalagi, Indonesia sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum (pemilu). Dia minta praktik politik uang hingga kampanye hitam tak lagi terjadi.

Ghufron mengatakan semua pihak harus ambil peran untuk mencegah kecurangan jelang pemilu. "Dalam pandangan KPK, proses politik berintegritas itu hanya akan tercapai ketika parpol, penyelenggara pemilu, dan pemilihnya berintegritas," ungkapnya.

"Tiga unsur ini mutlak, kalau salah satu saja tidak berintegritas, maka memengaruhi lainnya agar tidak berintegritas," sambung Ghufron.

Jangan sampai Pemilu 2024 mendatang hanya menjadi ajang mencari pemenang lewat cara kotor. "Kalau sudah begini yang bertarung bukan kompetisi visi-misi dan kompetensi tapi kekuatan uang," ujar Ghufron.

"Lalu, proses politik beralih, dari yang mencari pemimpin yang berintegritas, menjadi mencari orang yang menang," pungkasnya.