Kedatangan KPK ke Jayapura Ditunggu Lukas Enembe
Lukas Enembe (duduk), Gubernur Papua sekaligus tersangka kasud dugaan korupsi yang perkaranya ditangani KPK. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Papua Lukas Enembe menunggu kehadiran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan datang mengecek kondisinya. Dia memastikan akan kooperatif mengikuti pemeriksaan kesehatan oleh tim independen yang dibentuk komisi antirasuah tersebut.

"Kami masih terus menunggu kedatangan mereka (KPK, red)," kata kuasa hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Senin, 31 Oktober.

Aloysius memastikan kliennya siap diperiksa dan tak akan ada yang menghalangi langkah KPK. "Keluarga kooperatif," tegasnya.

Meski begitu, pihak Lukas Enembe tetap ingin agar gubernur itu bisa berangkat ke luar negeri memeriksakan kondisinya. Dokter pribadi Lukas Enembe, Anton Morte menyebut pengecekan kesehatan kliennya saat ini tak maksimal meski dokter dari Singapura dihadirkan.

Apalagi, harus ada dokter yang memantau kondisi jantung hingga ginjal Lukas. Sehingga, mereka mengklaim perawatan di fasilitas kesehatan sebenarnya lebih cocok untuk Gubernur Papua tersebut.

"Jadi bukan check up. Mestinya perawatan ini rutin dilakukan tiap hari, diobservasi oleh masing-masing bidang seperti jantung, syaraf, ginjal tiap hari. Kalau pemeriksaan, dengan dokternya, yang datang seperti ini, sangat tidak efektif, harusnya langsung di fasilitas kesehatan," jelas Anton.

Diberitakan sebelumnya, KPK memastikan akan memberangkatkan dokternya yang tergabung dalam tim independen PB IDI ke Jayapura. Mereka akan mengecek kesehatan Lukas Enembe yang kini jadi tersangka kasus dugaan korupsi.

Selain memberangkatkan tim independen, direncanakan seorang pimpinan akan ikut menemui Lukas. Hanya saja, belum diputuskan siapa yang akan berangkat ke sana dan kapan tim itu berangkat.

Sebagai informasi, Lukas Enembe telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Hanya saja, kasus yang menjeratnya belum dirinci.

Lukas sebenarnya akan diperiksa pada Senin, 26 September di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan lalu. Namun, pemeriksaan tersebut urung dilakukan karena Lukas mengaku sakit dan tak bisa memberikan keterangan.

Selanjutnya, KPK akan kembali melakukan pemanggilan yang belum diinformasikan pastinya. Lukas diminta kooperatif memenuhi panggilan penyidik KPK karena keterangannya dibutuhkan untuk membuat terang dugaan korupsi yang terjadi.