Akui Upaya Normalisasi Sungai Cegah Banjir Minim, Wabup: APBD Kabupaten Sigi Sangat Terbatas
Lokasi terdampak banjir di Desa Oo Parese, Kecamatan Kulawi Selatan, Sigi, Sulteng, Rabu, (27/10/2022). (ANTARA)

Bagikan:

SULTENG - Wakil Bupati Kabupaten Sigi, Samuel Yansen Pongi mengakui, pihaknya memiliki kekurangan dalam upaya pencegahan bencana alam. Utamanya terkait normalisasi dan peningkatan daerah aliran sungai (DAS).

"Hal ini karena APBD Sigi sangat terbatas, sehingga kami sangat membutuhkan dukungan pemerintah pusat dan multipihak lainnya, untuk secara bersama meningkatkan kualitas DAS," kata Wabup Samuel di Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), dikutip dari Antara, Kamis 27 Oktober.

Sebab itu, kata dia, Pemkab Sigi intens membangun koordinasi dan komunikasi terkait normalisasi sungai dengan Kementerian PUPR, khususnya Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III di Palu.

Wabup Samuel menuturkan, salah satu sungai yang perlu dinormalisasi di Sigi adalah Sungai Gumbasa di Kecamatan Gumbasa.

Dia menyampaikannya, berkaca kepada banjir yang merendam Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa pada Senin 24 Oktober. Banjir diawali intensitas hujan tinggi berujung jebolnya tanggul Sungai Gumbasa sehingga luapannya merendam rumah warga.

Berdasarkan data Kecamatan Gumbasa, banjir itu menyebabkan 180 rumah terdampak, 103 kepala keluarga mengungsi ke Masjid Al-Anshar, 254 kepala keluarga atau 1.214 jiwa mengungsi ke rumah kerabat dan saudara.

Wabup Samuel pun mengajak warga dan semua stakeholder terkait bergotong royong mengurangi risiko dan dampak bencana alam seperti banjir akibat luapan Sungai Gumbasa.

Dia mengatakan masyarakat dapat mengurangi risiko atas potensi banjir, erosi, dan longsor dengan menggencarkan pelestarian lingkungan serta menjaga DAS.

"Di sinilah pentingnya keterlibatan semua pihak untuk melakukan pelestarian lingkungan, utamanya menanam pohon di wilayah-wilayah gersang dan berpotensi menimbulkan bencana serta menanam bambu di sepanjang sungai," tandasnya.