SULTENG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi mengimbau warga untuk menanam bambu di bantaran sungai untuk mencegah terjadinya banjir saat hujan deras mengguyur.
"Mari kita bersama-sama melestarikan lingkungan, utamanya bantaran sungai dengan menanam bambu demi mencegah bencana banjir," kata Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi di Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa 14 Februari, disitat Antara.
Pemkab Sigi, kata Samuel, memiliki program Sigi Hijau untuk pelestarian lingkungan, yang salah satu implementasi dari program tersebut adalah menanam bambu.
Lewat program ini, kata dia, Pemkab Sigi mengadakan satu juta bambu yang diberikan kepada masyarakat untuk ditanam di bantaran sungai.
"Bambu ditanam di sepanjang sungai untuk pelestarian daerah aliran sungai yang diharapkan mampu membendung banjir di saat hujan deras," ujarnya.
Ia mengatakan Sigi merupakan daerah yang dikelilingi gunung dan memiliki banyak sungai di dataran tinggi, sehingga rentan terhadap banjir jika hujan deras.
"Oleh karena itu, pelestarian daerah aliran sungai menjadi satu upaya pengurangan risiko bencana," ucapnya.
BACA JUGA:
Ia menyebut pemerintah bertugas dan mengupayakan pengamanan yang berkaitan dengan banjir dengan normalisasi. Pada saat proses dinormalisasi, masyarakat diminta tidak menanam kakao, kopi, atau tanaman apapun di belakang bronjong, tetapi tanami bambu.
Samuel Pongi meminta para camat dan kepala desa mensosialisasikan pentingnya penghijauan daerah aliran sungai untuk mengurangi risiko banjir kepada masyarakat.
Ia menjelaskan Pemerintah Kabupaten Sigi melakukan upaya normalisasi daerah aliran sungai guna menekan risiko banjir. Upaya normalisasi dilaksanakan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III.
Selain itu, pemerintah kabupaten bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lestari untuk melakukan gerakan penanaman bambu di bantaran sungai.
"Pemkab Sigi berterima kasih kepada Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL) yang ikut serta membina masyarakat di sekitar TNLL untuk pelestarian lingkungan," tandasnya.