Bagikan:

JAKARTA - Serangan udara oleh militer Myanmar menewaskan lebih dari 60 orang, termasuk penyanyi dan musisi, pada perayaan ulang tahun organisasi politik utama etnis minoritas Kachin, menurut anggota kelompok itu dan seorang pekerja penyelamat, Senin.

Serangan udara pada Minggu malam di negara bagian Kachin juga menewaskan warga sipil dan perwira Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), lapor media.

Saksi mata mengatakan serangan itu dilakukan oleh tiga jet. Sementara, pihak rezim militer Myanmar belum mengonfirmasi hal itu terjadi.

Serangan itu terjadi di wilayah A Nang Pa di Kotapraja Hpakant, lapor Reuters, yang tidak dapat segera memverifikasi rincian laporan tersebut. Seorang perwakilan junta tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar, kata badan tersebut.

Myanmar telah dicengkram oleh kekerasan sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih awal tahun lalu. Gerakan oposisi, beberapa di antaranya bersenjata, telah muncul di seluruh negeri, yang telah dilawan oleh militer dengan kekuatan mematikan.

Juru bicara KIA Naw Bu mengatakan, serangan itu menargetkan perayaan ulang tahun ke-62 pembentukan sayap politik tentara Kachin, Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO).

"Serangan udara itu disengaja," katanya melalui telepon, dilansir dari The National News 25 Oktober.

"KIA/KIO sangat mengutuk ini. Ini adalah tindakan yang sangat jahat yang juga dapat dianggap sebagai kejahatan perang," sambungnya, menambahkan organisasinya belum bisa memastikan jumlah korban tewas.

Sejak kudeta, konflik terbuka kembali terjadi antara tentara Myanmar dan saingan berat KIA, yang telah berjuang untuk otonomi yang lebih besar bagi rakyat Kachin selama enam dekade, menyuarakan dukungan untuk perlawanan anti-junta.

Sementara itu, Shadow National Unity Government (NUG), aliansi kelompok anti-militer, mengatakan sangat sedih dengan hilangnya nyawa dan mendesak PBB dan komunitas internasional untuk campur tangan dan menghentikan kekejaman.

"Militer teroris telah dengan sengaja melakukan pembunuhan massal lain dengan pemboman udara dengan menargetkan konser publik yang besar," bunyi pernyataan NUG.

"Tindakan militer teroris jelas melanggar hukum internasional," tandas pernyataan itu.

Diketahui, PBB telah berulang kali mengutuk militer Myanmar, menuduhnya melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan atas kematian warga sipil. Sementara, junta militer mengatakan operasinya menargetkan "teroris". q