Bentuk Satgas Bencana Tingkat Dusun, Pemrov  Sulbar Minta Warga Ronda Saat Hujan Ekstrem Turun
Ilustrasi warga ronda di tengah ancaman bencana akibat dari cuaca ekstrem. (Antara)

Bagikan:

SULBAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) membentuk satuan tugas penanganan bencana sampai ditingkat dusun. Pembentukan melibatkan warga sekitar.

"Sesuai petunjuk penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik membentuk penanganan bencana di Sulbar harus dilakukan untuk membantu masyarakat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulbar, Amri Eka Sakti, di Mamuju, dikutip dari Antara, Kamis 20 Oktober.

Amri mengatakan, pemerintah Sulbar melaksanakan sosialisasi kesiapsiagaan dan mitigasi bencana kepada warga yang menjadi korban banjir Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, adalah bagian penanganan bencana yang dilakukan Pemprov Sulbar.

"Sosialisasi kesiapsiagaan dan mitigasi bencana ini dilaksanakan agar masyarakat memahami dan mengetahui langkah yang diambil ketika bencana banjir terjadi untuk menghindari korban jiwa," tuturnya.

Ia menyebutkan, dari sosialisasi tersebut direkomendasikan untuk dibentuk tim satgas bencana pada setiap dusun dengan melibatkan masyarakat di berbagai desa di Kecamatan Kalukku yang merupakan daerah rawan bencana banjir dan longsor.

Menurut dia, dengan sosialisasi tersebut maka diharapkan masyarakat dapat bersiaga dengan melakukan ronda malam ketika curah hujan tinggi dan berpotensi terjadi bencana.

Amri meminta agar asyarakat juga diminta agar dapat saling mengawasi dalam melakukan dalam bercocok tanam mengenal kondisi lahan yang akan digarap untuk menghindari risiko longsor.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan penebangan pohon untuk membuka areal perkebunan di wilayah yang rawan terjadi longsor dan banjir.

"Pemerintah desa diminta menghimbau kepada masyarakat agar memperhatikan lingkungan sebelum membuka areal perkebunan, demi mencegah terjadinya bencana," katanya.

Seperti diketahui, banjir bandang di Kecamatan Kalukku pada 11 Oktober sebelumnya mengakibatkan sejumlah rumah warga hanyut, di antara empat rumah di Desa Sondoangan, tiga di Kelurahan Sinyonyoi Selatan, dan satu hanyut serta satu tertimbun di Desa Pammulukan.

BPBD Sulbar juga mencatat sejumlah sekolah, puskesmas dan kantor desa dan sejumlah pelayanan umum lainnya kemudian rumah ibadah terdampak banjir tersebut.

Sementara pemerintah di Mamuju mencatat sedikitnya 1.625 rumah warga telahterdampak banjir dan mengalami kerusakan, sementara sekitar 5.271 jiwa dalam penanganan pemerintah Mamuju sebagai pengungsi.

Banjir di Kecamatan Kalukku, selain memutus akses jalan sejumlah desa juga merusak areal perkebunan dan pertanian masyarakat.