JAKARTA - Amerika Serikat akan terus mengambil langkah-langkah "praktis, agresif" untuk mempersulit Iran menjual drone dan rudal ke Rusia, kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel pada Hari Selasa, mengatakan Washington memiliki sejumlah alat untuk meminta pertanggungjawaban Moskow dan Rusia.
Berbicara pada konferensi pers harian, Patel mengatakan tindakan tersebut dapat mencakup sanksi dan kontrol ekspor.
"Kami akan terus mengambil langkah-langkah praktis dan agresif untuk mempersulit penjualan senjata ini, termasuk sanksi, tindakan kontrol ekspor terhadap entitas yang terlibat," kata Patel, melansir Reuters 19 Oktober.
"Rusia memperdalam aliansi dengan Iran adalah sesuatu yang seluruh dunia, terutama di kawasan,harus dilihat sebagai ancaman besar," sambungnya.
Diketahui, Ukraina menuduh Rusia menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam serangan dalam beberapa pekan terakhir. Sementara, Teheran membantah memasok Ruisa, dengan Kremlin pada Hari Selasa juga membantah menggunakan (senjata jenis itu).
Diberitakan sebelumnya, Iran telah berjanji kepada Rusia akan memasok mereka dengan rudal balistik permukaan ke permukaan, selain menambahkan jumlah drone untuk Moskow.
Departemen Luar Negeri AS sendiri menilai, pesawat tak berawak Iran digunakan pada Hari Senin dalam serangan jam sibuk pagi hari di ibukota Ukraina Kyiv, kata seorang pejabat AS. Sedangkan juru bicara Gedung Putih Karinne Jean-Pierre menuduh Teheran berbohong, ketika mengatakan drone Iran tidak digunakan oleh Rusia di Ukraina.
BACA JUGA:
Amerika Serikat pada Bulan September memberlakukan sanksi terhadap perusahaan Iran, terkait tuduhan mengoordinasikan penerbangan militer untuk mengangkut pesawat tak berawak Iran ke Rusia, serta tiga perusahaan lain yang dikatakan terlibat dalam produksi pesawat tak berawak Iran.
Better quality pictures of Iranian Shahed 136 attack drones. pic.twitter.com/1YAVfsX0bU
— Tal Inbar (@inbarspace) December 25, 2021