Tuding Dinas Khusus Ukraina di Balik Ledakan Jembatan Krimea, Presiden Putin: Tidak Diragukan Lagi, Ini Terorisme
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Presidential Executive Office of Russia)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Minggu menuduh Ukraina merencanakan peledakan jembatan utama yang menghubungkan Rusia dan Krimea yang terjadi Hari Sabtu, tegas menilainya sebagai tindakan terorisme.

"Tidak diragukan lagi. Ini adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting," tegas Presiden Putin dalam sebuah video di saluran Telegram Kremlin, melansir Reuters 10 Oktober.

"Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh Dinas khusus Ukraina," ungkap Presiden Putin.

Presiden Putin bertemu Alexander Bastrykin, kepala Komite Investigasi Rusia, yang mempresentasikan temuan penyelidikan atas apa yang dia katakan sebagai ledakan kendaraan hari Sabtu dan kebakaran berikutnya di jembatan.

Ledakan di jembatan di atas Selat Kerch, rute pasokan utama bagi pasukan Moskow di Ukraina selatan, telah memicu pesan gembira dari pejabat Ukraina pada Hari Sabtu, tetapi tidak ada klaim tanggung jawab.

Jembatan ini juga merupakan arteri utama untuk pelabuhan Sevastopol, di mana armada Laut Hitam Rusia bermarkas.

Berbicara di depan kamera, Bastrykin mengatakan para penyelidik telah menetapkan rute yang dilalui kendaraan itu dan orang-orang yang terlibat dalam pergerakannya.

Dia mengatakan bahwa itu telah melalui Bulgaria, Georgia, Armenia, Ossetia Selatan dan wilayah Krasnodar Rusia sebelum tiba di jembatan.

Kerusakan pada jembatan itu, yang telah menjadi simbol mengesankan aneksasi Rusia atas semenanjung Krimea, terjadi di tengah kekalahan medan perang bagi Rusia, dan selanjutnya dapat mengaburkan keyakinan Kremlin bahwa konflik akan direncanakan.

Layanan kereta api dan lalu lintas jalan sebagian dilanjutkan sehari setelah ledakan. Gambar menunjukkan setengah dari bagian jalan jembatan hancur, dengan setengah lainnya masih terpasang.

Diketahui, Rusia merebut Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 dan jembatan sepanjang 19 km (12 mil) yang menghubungkan wilayah itu dengan jaringan transportasinya dibuka dengan meriah empat tahun kemudian oleh Presiden Putin.

Gubernur Rusia Krimea, Sergei Aksyonov, mengatakan kepada wartawan, warga akan tetap bertahan meski jembatan itu rusak.

"Tentu saja emosi telah terpicu dan ada keinginan yang sehat untuk membalas dendam," tukasnya.

Aksyonov mengatakan, Krimea memiliki bahan bakar untuk sebulan dan makanan untuk dua bulan. Sementara, Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Sabtu, bahwa pasukannya di Ukraina selatan dapat "dipasok sepenuhnya" melalui rute darat dan laut yang ada.