Dua Warga Sipil Tewas dalam Ledakan di Jembatan Krimea: Rusia Tuding Ukraina, Komite Investigasi Buka Penyelidikan Terorisme
Jembatan Krimea. (Wikimedia Commons/Росавтодор)

Bagikan:

JAKARTA - Sepasang suami istri Rusia tewas, sementara putri mereka yang berusia 14 tahun terluka pada Hari Senin akibat serangan yang dilakukan oleh Ukraina, menurut Moskow, saat keluarga itu berkendara melintasi Jembatan Krimea pada malam hari untuk liburan keluarga di pantai Laut Hitam Krimea.

Ledakan dilaporkan terjadi sebelum fajar di jalan raya dan jembatan rel sepanjang 19 km (12 mil) yang menghubungkan Rusia ke Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.

Belum jelas bagaimana jembatan itu, salah satu proyek prestise Presiden Vladimir Putin, diserang, tetapi video yang diunggah di media sosial menunjukkan mobil keluarga itu hancur.

Media Rusia mengatakan keluarga tersebut sedang dalam perjalanan untuk berlibur di Krimea. Saat pengemudi lain mencoba memberikan bantuan, terdengar seorang gadis menangis dan merintih.

Darah merembes dari pintu ke genangan air di jalan, saat salah satu pengemudi lainnya meminta gadis itu untuk diam. Gadis itu bernama Angelina dan berusia 14 tahun. Sementara orangtuanya yang meninggal bernama Alexei dan Nataliya.

"Gadis itu terluka," kata Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod, melalui aplikasi perpesanan Telegram, seperti melansir Reuters 17 Juli.

"Hal tersulit adalah orang tuanya meninggal. Tidak ada kata yang bisa menenangkan rasa sakit kehilangan di sini," tambahnya.

Mobil yang mereka tumpangi berasal dari wilayah Belgorod, salah satu wilayah perbatasan Rusia yang telah menyaksikan konflik di negara tetangga Ukraina melebar melintasi perbatasan.

Seorang kerabat tak dikenal mengatakan kepada kantor berita RBK, keluarga tersebut bepergian dengan bibi gadis itu, dengan dua mobil, memutuskan untuk melakukan perjalanan pada malam hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas.

"Sekitar jam 3 pagi, keluarga mendengar ledakan pertama, setelah itu lampu padam di jembatan," kata kerabat itu.

"Setelah ledakan kedua, tidak ada kontak lagi."

Sementara itu, Komite Investigasi Rusia mengatakan Kyiv berada di balik serangan itu, Mereka juga mengatakan membuka penyelidikan kasus terorisme terkait serangan tersebut.

Di sisi lain, militer Ukraina menyebut Rusia bertanggung jawab, tetapi media Ukraina mengatakan layanan keamanan Ukraina telah menggunakan drone bawah air, untuk menyerang jembatan yang baru saja kembali beroperasi penuh setelah mengalami kerusakan parah dalam serangan serupa Oktober lalu.