Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat akan mengizinkan negara-negara Eropa untuk melatih Ukraina menggunakan jet-jet tempur F-16, seorang pejabat tinggi Pemerintahan Presiden Joe Biden mengkonfirmasi pada Hari Minggu, sebuah keuntungan potensial bagi upaya Ukraina untuk melawan superioritas udara Rusia.

"Presiden telah memberikan lampu hijau dan kami akan mengizinkan, mengizinkan, mendukung, memfasilitasi dan pada kenyataannya menyediakan alat yang diperlukan bagi Ukraina untuk mulai dilatih menggunakan F-16, segera setelah Eropa siap," ujar Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kepada Jake Tapper dari CNN dalam acara "State of the Union", seperti dilansir 17 Juli.

Keputusan ini merupakan perubahan besar bagi Presiden Joe Biden, setelah sebelumnya mengatakan pada awal tahun ini, dirinya tidak yakin Ukraina membutuhkan F-16.

Diketahui, salah satu masalah utama yang dihadapi pasukan darat Kyiv saat serangan balasan mereka berlangsung adalah kekuatan udara Rusia. Rusia masih mempertahankan superioritas udara, yang menyulitkan pasukan darat untuk maju.

Pada Bulan Mei, Presiden Biden telah memberi tahu para pemimpin negara Kelompok 7(G7), Washington akan mendukung upaya bersama dengan sekutu dan mitra untuk melatih pilot Ukraina dengan pesawat generasi keempat, termasuk F-16, meskipun pada saat itu belum jelas kapan pelatihan itu akan dimulai.

Jet buatan AS ini memiliki kemampuan pengisian bahan bakar dari udara ke udara. Ini juga kompatibel dengan sebagian besar persenjataan NATO yang sudah dipasok ke Ukraina.

Meskipun pertama kali memasuki produksi pada tahun 1980-an, jet tempur F-16 telah melalui beberapa kali peningkatan, membuatnya lebih canggih dan serbaguna daripada jet mana pun yang dimiliki Ukraina saat ini dalam armadanya, saingan berat bagi sebagian besar pesawat Rusia, dengan pengecualian model-model yang lebih baru yang Moskow ragu-ragu untuk mengerahkannya di Ukraina.

Sullivan mencatat, sekutu-sekutu Eropa telah mengatakan bahwa mereka membutuhkan beberapa minggu untuk mempersiapkan kemampuan pelatihan, menyebut AS akan memenuhi jadwal yang mereka tetapkan.

"Amerika Serikat tidak akan menjadi penghambat dalam memastikan bahwa pelatihan F-16 ini dapat berjalan," tandasnya.

jake sullivan
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan. (Wikimedia Commons/The White House)

Diberitakan sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky konsisten mendorong Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya untuk memasok angkatan bersenjatanya dengan persenjataan yang lebih canggih, seperti jet tempur F-16 buatan AS dan rudal jarak jauh.

"Ini bukan tentang keunggulan Ukraina di angkasa atas Rusia," kata Presiden Zelensky, seperti mengutip Reuters.

"Ini hanya tentang kesetaraan. F-16 tidak hanya membantu mereka yang berada di medan perang untuk bergerak maju. Sangat sulit untuk bergerak maju tanpa perlindungan dari udara," tandasnya.

Bulan lalu, Menteri Pertahanan Belanda mengatakan pilot Ukraina dapat memulai pelatihan untuk menerbangkan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat segera setelah musim panas ini.

Belanda dan Denmark memimpin koalisi internasional untuk melatih pilot dan staf pendukung, memelihara pesawat dan pada akhirnya memasok F-16 ke Ukraina. Sebelumnya, Belanda telah mengatakan akan memulai pelatihan pilot Ukraina "sesegera mungkin", tetapi belum menentukan kapan pelatihan semacam itu dapat dilakukan.

"Musim panas ini adalah ambisi kami. Dan kami akan melihat apakah itu realistis untuk memulai program pelatihan," kata Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren.

Dia mengatakan, tujuannya adalah untuk memiliki program pelatihan beroperasi penuh dalam waktu enam bulan. Denmark, di mana terdapat simulator penerbangan, adalah lokasi yang memungkinkan untuk menjadi tuan rumah program tersebut.

Dua sumber, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Reuters, pelatihan akan dimulai dengan dua kelompok yang terdiri dari 12 pilot Ukraina, yang sudah berpengalaman menerbangkan MiG era Soviet.

Diketahui, biasanya dibutuhkan sekitar 2,5 tahun untuk menjadi pilot pesawat tempur di Belanda. Seorang pejabat AS berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, perkiraan waktu pelatihan masih diselesaikan, tetapi bisa memakan waktu paling sedikit empat bulan untuk mengajarkan keterampilan dasar F-16 kepada pilot Ukraina yang berpengalaman.

Sementara itu, Kolonel Laurens-Jan Vijge, seorang pilot F-35 Belanda yang menerbangkan F-16 selama 15 tahun, termasuk beberapa misi ke Afghanistan, adalah bagian dari tim yang dibentuk untuk melatih Ukraina.

"Terbang secara bijaksana, yah, secara teknis, jika Anda seorang pilot, ini juga hanya sebuah pesawat terbang," ujarnya di Pangkalan Udara Volkel, selatan Belanda.

Pilot Ukraina harus belajar bagaimana mengoperasikan apa yang disebut 'throttle and stick' F-16.

"Artinya, baik pada throttle yang Anda gunakan untuk berakselerasi maupun tongkat untuk mengontrol pesawat, ada banyak tombol yang Anda gunakan untuk mengoperasikan semua avionik. Biasanya pada peralatan Soviet, hal itu tidak ada, atau setidaknya tidak terlalu banyak," paparnya.

Kursus tersebut akan mencakup pelatihan bahasa dan "pelatihan simulator di mana mereka belajar bagaimana menangani berbagai subsistem di dalam pesawat," katanya.

"Dan itu sebelum Anda mulai berbicara tentang bagaimana mengoperasikannya sebagai platform senjata. Jadi itu benar-benar bagian terakhir dari pelatihan," tandasnya.